tirto.id - Google telah mengenalkan pembaruan layanan Google Earth Timelapse dengan menambahkan gambar yang lebih tajam perubahan bentuk permukaan bumi selama 32 tahun terakhir.
Layanan yang menyajikan gambar komprehensif mengenai perubahan permukaan bumi ini sekarang dilengkapi data historis, dari tahun 1984 hingga 2016, menurut Manajer Program Google Earth Engine, Chris Herwig, pernyataannya di blog resmi Google.
Menggunakan teknik yang sama pada peningkatan Google Maps dan Google Earth pada Juni lalu, Timelapse baru mengenalkan tampilan dengan warna sesungguhnya (true colors).
Pengguna sekarang bisa melihat lebih banyak hal di muka bumi, termasuk pergerakan es di Antartika, pertumbuhan urban, perubahan hutan, dan pembangunan infrastruktur di satu lokasi atau negara.
Google telah menambahkan jutaan gambar pencitraan satelit melalui Lansat Global Archive Consolidation Program, juga gambar-gambar baru dari dua satelit, Landsat 8 dan Sentinel-2.
Google mengakui mereka menggunakan Earth Engine, yang menggabungkan lebih dari 5 juta gambar satelit dari lima satelit berbeda selama tiga dekade terakhir. Sebagian besar gambar berasal dari Landsat, program pengamatan USGS / NASA Earth bersama yang telah mengamati bumi sejak 1970-an.
"Untuk tahun 2015 dan 2016, kami menggabungkan citra Landsat 8 dengan citra dari Sentinel-2A, bagian dari Komisi Eropa dan Program observasi Copernicus Bumi Badan Antariksa Eropa," sebut Google.
Menurut Google, Timelapse merupakan contoh yang menggambarkan kekuatan bumi dengan cloud computing, yang memungkinkan pengguna seperti ilmuwan, peneliti, dan wartawan untuk mendeteksi perubahan, tren peta, dan mengukur perbedaan di permukaan bumi.