tirto.id - Operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Wakil Ketua DPRD Jawa Timur dari Fraksi Golkar, Sahat Tua Simanjuntak menjadi cambukan keras bagi partai berlogo pohono beringin.
Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Lodewijk Freidrich Paulus berharap hal serupa tidak menimpa kader-kader partai lainnya.
"Kita harap juga apa yang terjadi saat ini menjadi cambukan dan peringatan keras buat kader Golkar untuk menghindari hal-hal seperti itu," kata Lodewijk di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/12/2022).
Lodewijk menerangkan bahwa dirinya beserta seluruh pengurus DPP Golkar merasa sudah memberi peringatan agar kadernya tidak melakukan korupsi. Menurutnya hal tersebut memperburuk citra dan menyulitkan Golkar yang sebentar lagi menghadapi Pemilu 2024.
"Saya sudah keliling Indonesia dan menyampaikan untuk menjaga citra. Jangan ada pelanggaran-pelanggaran serupa. Ditambah lagi ini menjelang tahun Pemilu 2024," jelasnya.
Meski terkena skandal korupsi dan memperburuk citra Golkar, Lodewijk menyebut pintu bantuan hukum masih terbuka untuk Sahat TuaSimanjuntak. Namun dalam pengalamannya, kader Golkar yang terkena kasus korupsi tak banyak yang minta bantuan dari internal partai.
"Biasanya yang seperti ini mereka enggak minta. Kita punya badan (hukum) tapi mendingan kita fokus pada persiapan Pemilu," jelasnya.
Hingga saat ini pihak Golkar masih belum dihubungi oleh KPK atas kasus korupsi kadernya tersebut. Sebelumnya, KPK menangkap Sahat Tua Simanjuntak bersama tiga orang anggota DPRD dan staf ahli.
KPK juga memastikan bahwa operasi tangkap tangan di Surabaya, Jawa Timur, pada Rabu (14/12/2022) berkaitan dugaan korupsi dana hibah.
"Terkait dugaan tindak pidana korupsi suap pengurusan alokasi dana hibah bersumber dari APBD Jatim," kata Juru Bicara KPK Ali Fikri dalam keterangan.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Fahreza Rizky