Menuju konten utama

GIIAS 2017: Wuling Pamerkan Confero S, Apa Respons Konsumen?

Vice President of Vehicle, Sales, and Marketing Wuling Motors, Cindy Cai, mengklaim varian Wuling Motors telah secara khusus didesain sesuai iklim dan masyarakat Indonesia.

GIIAS 2017: Wuling Pamerkan Confero S, Apa Respons Konsumen?
Jajaran direksi Wuling Motors mengumumkan harga MPV Confero di Senayan, Jakarta, Rabu (2/8). ANTARA News/Alviansyah P

tirto.id - Wuling Motors secara resmi telah memperkenalkan Wuling Confero S sebagai pendatang baru di segmen Low Multi Purpose Vehicle (LMPV). Merek mobil asal Cina itu membanderol Confero S dengan harga yang berkisar dari Rp150,9 juta (untuk tipe C) hingga Rp162,9 juta (untuk tipe L).

Menurut pantauan Tirto di hari pertama Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017 yang berlangsung di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang Selatan, sejumlah orang terlihat mendatangi booth Wuling Motors. Salah satunya adalah Ratna.

Kepada Tirto, Ratna mengaku tertarik untuk mencari informasi lebih lanjut tentang Wuling Motors. Kendati demikian, Ratna menyatakan masih ragu apabila harus membeli kendaraan tersebut.

“Kalau dari penawarannya memang lumayan, tapi kan kita belum tahu bagaimana after sales-nya. Bengkelnya juga saya belum lihat,” ungkap Ratna pada Kamis (10/8/2017) siang.

Lebih lanjut, Ratna mengatakan ketertarikan terhadap Wuling Confero S muncul karena selama ini merek-merek dari Cina yang masuk ke Indonesia masih kerap dipandang sebelah mata.

Tak hanya Ratna, seorang pengunjung lain bernama Tissa yang juga ditemui di saat bersamaan dengan Ratna mengaku perlu adanya test drive lebih dulu guna meyakinkan dirinya terhadap kualitas mobil dari Wuling Motors.

“Tapi dari penjelasan yang didapat tadi (saat mengunjungi booth), bagus kok. Mereka bisa menjelaskan secara komprehensif. Tapi ya itu (belum melakukan test drive), cukup jadi pertimbangan,” ucap Tissa.

Sementara itu, pengunjung lain bernama Ari turut menyampaikan pendapatnya mengenai produk Wuling Confero S. “Dari sisi seat lega. Ke bagian depannya oke, tapi sisi sampingnya masih kurang. Selain itu, pintunya juga bisa langsung nutup, bagus itu,” kata Ari.

Kendati demikian, sama halnya dengan Ratna dan Tissa, Ari mengaku masih ragu untuk membeli mobil MPV dari Wuling Motors tersebut.

“Biarpun overall sudah oke, termasuk interior dan tampilan luar, tapi karena dealer belum ada itu bikin tidak yakin. Kalau terjadi sesuatu bagaimana? Selain itu, untuk matic-nya juga belum ada,” ujar Ari lagi.

Sebelumnya, Vice President of Vehicle, Sales, and Marketing Wuling Motors, Cindy Cai, mengklaim varian Wuling Motors telah secara khusus didesain sesuai iklim dan masyarakat Indonesia.

“Mobil ini diproduksi di Indonesia, dan kita tidak membandingkan Wuling dengan merek mobil lain dari Cina. Produk Wuling telah disesuaikan dengan kondisi Indonesia, dan kami pun terus melakukan pengembangan terhadap produk ini,” jelas Cindy seusai acara konferensi pers tadi siang.

Adapun saat disinggung mengenai kemudahan akses konsumen dalam menjangkau gerai resmi Wuling Motor, Cindy belum mau berbicara banyak. “Besok (Jumat, 11/8/2017) kita akan ada konferensi pers lagi untuk menyampaikan tentang hal itu secara mendetail,” ucap Cindy.

Berdasarkan catatan Wuling Motors, per 2 Agustus lalu setidaknya sudah ada 800 unit yang dipesan konsumen. Menanggapi target yang sempat diutarakan pada perhelatan Jakarta Fair 2017 lalu, Cindy menyatakan Wuling Motors masih optimistis dapat menjual 40.000 unit hingga 2018.

“Mulai dari penjualan, service, hingga segala keperluan after sales akan dilakukan dengan dealer kami. Untuk yang sudah pesan, waktu pengirimannya dilakukan sekitar 2-3 minggu dari dealer kami,” tutur Cindy.

Selain Wuling Confero S dengan tipe C dan tipe L, Wuling Motors juga memiliki jenis Confero yang paling standar. Berbeda dengan dua varian terbaru, Wuling Confero dibanderol seharga Rp128,8 juta.

Baca juga artikel terkait GIIAS 2017 atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Otomotif
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yuliana Ratnasari