Menuju konten utama
Pilgub Jawa Barat 2018

Gerindra Tak Satu Suara Soal Dukungan Bagi Deddy-Syaikhu

PKS dan Deddy Mizwar mempertanyakan keputusan DPD Gerindra Jawa Barat yang mencabut dukungan terhadap pasangan Deddy-Syaikhu.

Gerindra Tak Satu Suara Soal Dukungan Bagi Deddy-Syaikhu
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menjawab pertanyaan wartawan usai menyerahkan LHKPN di Gedung KPK Jakarta, Rabu (29/3). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A.

tirto.id - Internal Gerindra belum sepenuhnya sepakat mengusung Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur pada Pilgub Jawa Barat (Jabar) 2018. Ketua DPD Gerindra Jawa Barat, Mulyadi, bahkan menyatakan pihaknya menarik dukungan terhadap pasangan tersebut.

“Gerindra akan kembali mengkaji memunculkan kandidat lain. Artinya belum final,” kata Mulyadi melalui pesan Whatsapp, pada Tirto, Selasa (12/9/2017).

Mulyadi beralasan, pasangan Deddy-Syaikhu terlalu berat untuk memenangkan Pilgub Jabar. Pencabutan dukungan tersebut dilakukan untuk kepentingan masyarakat Jawa Barat dan rencana strategis Gerindra pada Pilpres 2019. Alasan lainnya, karena kurangnya kesiapan Ahmad Syaikhu dalam menyongsong Pilgub Jabar 2018.

“Pak Saikhu kemarin di acara konsolidasi PKS Kabupaten Bandung mengatakan kalau boleh memilih, lebih suka tetap menjadi [Wakil] Walikota Bekasi, dan juga merasa namanya belum dikenal di Jabar,” kata Mulyadi.

Mulyadi menyatakan, belum ada itikad konsolidasi dari PKS kepada Gerindra yang mengarah pembentukan koalisi. Sampai saat ini, kata Mulyadi, belum ada pengurus PKS Jawa Barat yang mengajak bicara soal program, tim dan segala aspek terkait upaya pemenangan Pilgub 2018.

Karena itu, kata Mulyadi, DPD Gerindra Jabar membuka peluang untuk berkoalisi dengan partai lain pada Pilgub Jabar. Salah satunya, dirinya akan bertemu dengan Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat, Iwan Sulanjana.

“Jika perlu Gerindra bicara di depan ketua-ketua DPD dan DPW PAN dan PPP, karena mereka sudah membuat poros baru,” kata Mulyadi.

Ketua DPD Gerindra Jawa Barat ini mengklaim, keputusan ini sudah sepengetahuan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto. Prabowo dikatakan telah memberi kewenangan pada dirinya untuk membuat pertimbangan terkait Pilgub Jabar.

“Beliau [Prabowo] selalu mendengarkan informasi dan laporan dari saya selaku ketua DPD,” kata Mulyadi.

Berbeda dengan Mulyadi, Ketua DPP Gerindra, Ahmad Riza Patria menyatakan belum ada keputusan resmi terkait pencabutan pencalonan pasangan Deddy-Syaikhu.

“Kami masih seperti sebelumnya. Masih berkoordinasi dan bersepakat untuk mengusung satu pasangan calon sementara, sampai terakhir yaitu Deddy-Syaikhu. Selebihnya masih dimatangkan lagi secara teknis,” kata Riza saat dihubungi Tirto, Selasa (12/9/2017).

Riza menyatakan, DPP Gerindra masih bersepakat dengan DPP PKS terkait pencalonan tersebut meski rekomendasi formal memang belum dilakukan. “Kami biasanya menunggu hari baik,” kata Riza.

Dalam konteks ini, Riza tidak menyalahkan keputusan yang diambil atau disampaikan Mulyadi. Hal tersebut, kata Riza, sudah menjadi tugas Mulyadi sebagai Ketua DPD Gerindra Jawa Barat untuk menyeleksi kandidat yang akan diusung pada Pilgub Jabar 2018.

“Tapi keputusan tetap di DPP [Gerindra],” kata Riza.

Namun demikian, Riza menyatakan tidak menutup kemungkinan menjalin koalisi dengan partai lainnya. Ia beralasan, Gerindra dan PKS tetap membutuhkan dukungan partai lain untuk memenangkan Pilkada Jawa Barat.

PKS dan Deddy Mizwar Pertanyakan Keputusan Gerindra Jabar

Deddy Mizwar mempertanyakan alasan DPD Gerindra Jawa Barat mencabut dukungannya terhadap pasangan Deddy-Syaikhu.

“Apa maksudnya? Seperti apa? Sebab komitmen itu [pendeklarasian] oleh ketua umum [Prabowo)]” kata Deddy seperti dikutip Antara, Selasa.

Wakil Gubenur Jabar ini menyatakan, Prabowo merupakan pejuang dan militer yang memiliki komitmen, sehingga tidak mungkin mencabut kembali dukungannya pada Pilgub Jabar 2018. Karena itu, Deddy tetap memegang teguh keputusan yang dikeluarkan Prabowo pada pertemuan bersama petinggi PKS di kediaman Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Al Jufri, pada 17 Agustus lalu.

Sementara itu, anggota Dewan Syuro DPP PKS, Tifatul Sembiring, mengaku belum mengetahui kabar pencabutan dukungan terhadap pasangan Deddy-Syaikhu oleh DPD Gerindra Jawa Barat. Mantan Presiden PKS ini menyatakan, kabar terakhir Gerindra dan PKS di tingkat DPP masih mengusung pasangan tersebut.

Mantan Menteri Kominfo ini masih akan mengecek kabar ini ke DPP Gerindra. Jika ada perkembangan penting terkait hal ini, pihaknya akan memberikan pernyataan resmi. “Karena kami ada tim yang bekerjasama antara PKS dan Gerindra di Pilkada Jabar dan di beberapa tempat,” kata Tifatul, di Komplek DPR Senayan, Selasa (12/9/2017).

Tifatul juga menolak alasan Mulyadi yang mencabut rekomendasi pencalonan lantaran pernyataan Syaikhu saat konsolidasi PKS Kabupaten Bandung masih ingin menjadi pejabat di Kota Bekasi.

“Kami mempertimbangkan pencalonan itu ada kriteria-kriteria, bukan lontaran pernyataan begitu,” kata Tifatul.

Sejauh pengetahun Tifatul, tim antara PKS dan Gerindra di tingkat DPP pun masih berjalan bersama dalam suksesi pasangan Deddy-Syaikhu di Pilgub Jabar 2018. “Kan SK-nya dari DPP, nanti kami bicarakan juga, enggak ingin heboh-heboh,” kata Tifatul.

Hal senada diungkapkan Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini. Ia mengaku bingung dengan kabar pencabutan dukungan oleh Gerindra Jawa Barat. Pasalnya, ia merasa, komunikasi antara PKS dan Gerindra masih berjalan dengan baik.

“Nanti coba saya tanya ke Pak Sohibul Iman. Yang saya tahu baik-baik saja. Ada-ada saja kabar begini,” kata Jazuli kepada Tirto di Komplek DPR RI, Selasa (12/9/2017).

Baca juga artikel terkait PILGUB JABAR 2018 atau tulisan lainnya dari Abdul Aziz

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz