tirto.id - Fenomena gerhana matahari cincin hari ini bisa disaksikan di sebagian wilayah Indonesia, Minggu (21/6/2020)
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan fenomena alam ini dapat diamati di delapan kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu.
Gerhana matahari cincin mulai teramati sekitar pukul 14.29 WIB, sedangkan puncak GMC terjadi pada pukul 14.59 WIB dan berakhir pada pukul 15.21 WIB.
BMKG menjelaskan, durasi fenomena gerhana matahari cincin yang teramati di Bengkulu ini hanya sekitar 0,55 jam.
Kedelapan daerah yang bisa menyaksikan fenomena alam ini antara lain:
1. Kota Bengkulu,
2. Kabupaten Lebong,
3. Kabupaten Rejang Lebong,
4. Kabupaten Kepahiang,
5. Kabupaten Mukomuko,
6. Kabupaten Bengkulu Utara,
7. Kabupaten Bengkulu Tengah,
8. Kabupaten Seluma.
BMKG Bengkulu menjelaskan gerhana yang teramati dari Bengkulu berupa gerhana matahari sebagian dan tidak penuh seperti di daerah lain.
GMC itu dengan magnitudo antara 0,002 di Kecamatan Tais, Kabupaten Seluma, hingga 0,030 di Kabupaten Mukomuko.
Melansir laman resmi BMKG, selain bisa terlihat di delapan daerah di Bengkulu, GMC 21 Juni 2020 ini juga akan melewati 432 pusat kota dan kabupaten di 31 provinsi berupa gerhana matahari sebagian, dengan magnitudo terentang antara 0,000 di Kepanjen, Jawa Timur sampai dengan 0,522 di Melonguane, Sulawesi Utara.
Adapun di 83 pusat kota lainnya, yaitu dua kota di Bengkulu, tujuh kota di Lampung, sepuluh kota Jawa Tengah, dan tujuh kota di Jawa Timur, serta semua kota di Jawa Barat (terkecuali Indramayu), Banten, DKI Jakarta, dan DI Yogyakarta tidak akan dilalui gerhana ini, karena nilai magnitudo gerhananya kurang dari 0.
"Masyarakat di delapan kabupaten dan kota di Bengkulu itu bisa mengamati fenomena GMC itu dengan menggunakan kaca mata," terang Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Kepahiang, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
Sedangkan BMKG Kepahiang sendiri, kata Litman, akan mengamati di Kantor Stasiun Geofisika Kelas III Kepahiang.
''Bisa diamati dengan mata telanjang tapi sebaiknya menggunakan kaca mata pelindung, sebab GMC di Bengkulu tertutup sedikit,'' kata Litman.
Mengamati gerhana matahari cincin total maupun sebagian secara langsung dapat membahayakan kesehatan mata. Sehingga, sebaiknya pengamatan dilakukan dengan peralatan khusus.
Cara aman melihat gerhana matahari cincin
Berikut ini daftar empat alat untuk melihat gerhana matahari 2019 yang mudah didapatkan, sesuai rekomendasi dari LAPAN.
1. Kamera pinhole
Kamera pinhole atau kamera lubang jarum bisa dibuat dengan bahan-bahan sederhana. Terdapat banyak tutorial di internet berisi informasi mengenai cara membuat maupun menggunakan kamera lubang jarum.
2. Kacamata Matahari
Kacamata matahari tidak seperti kacamata hitam biasa. Kacamata matahari dilengkapi dengan lensa khusus yang dirancang guna menghalangi paparan cahaya Matahari ke mata. Cara membuat alat ini mudah dan dijelaskan di bagian bawah artikel ini.
3. Binokular atau teleskop
Binokular bisa dipakai untuk melihat GMC. Prinsip penggunaan binokular serupa dengan kamera lubang jarum. Hanya saja, alat ini memiliki perbedaan dari segi teknis dan kualitas pemantauan.
Pada binokular, citra matahari diproyeksikan lewat lensa pembesar, bukan 'lubang jarum'. Pemakaian binokular juga bisa menghasilkan proyeksi gerhana yang lebih besar dan tajam.
Untuk melihat GMC dengan hasil maksimal, binokular perlu dipasang di tripod sehingga bisa berdiri dengan stabil, lalu diarahkan ke Matahari.
Namun, pengguna binokular sebaiknya tidak melihat GMC melalui eyepiece secara langsung, kecuali terpasang filter matahari di depan cermin atau lensa objektif.
4. Kamera DSLR
Kamera DSLR juga dapat dipergunakan untuk melihat GMC. Akan tetapi, ketika melakukan pengamatan, pemakai kamera DSLR dianjurkan tidak mengarahkan lensa kamera secara langsung ke Matahari.
Sebab, sensor kamera bisa rusak jika lensa mengarah langsung ke matahari.
Pengguna Kamera DSLR disarankan memakai filter khusus Matahari untuk mengurangi intensitas cahaya yang diterima kamera.
Kemudian, untuk mendapatkan citra Matahari yang berukuran besar, pengguna Kamera DSLR dapat memakai lensa telefoto dengan panjang fokus 500-2.000 mm.
Hal ini karena lensa standar 200 mm hanya menghasilkan citra Matahari yang berukuran kecil.
Agar lebih stabil, kamera bisa dipasang pada tripod. Dalam pengaturan awal, pengguna Kamera DSLR dapat menggunakan ISO 100, F/8,0 dan shutter speed 1/1.000.
Editor: Agung DH