tirto.id - Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Sudiyono mengungkapkan sekitar 400 pendaki masih terjebak di kawasan Gunung Rinjani.
"Petugas yang di atas gunung masih mengawal para pendaki yang tidak bisa turun. Semuanya diarahkan untuk tetap tenang dan berada di tempat yang aman dari longsor sampai bantuan tiba," ujar Sudiyono, Minggu (29/7/2018).
Dari keterangan sebelumnya, jumlah pendaki yang berada di kawasan gunung itu saat gempa bumi terjadi sekitar 826 orang, baik wisatawan asing maupun domestik, yang sebagian besar melakukan pendakian sejak Jumat (27/7).
Laporan sementara dari BTNGR Resor Senaru sebanyak 115 orang wisatawan asing sudah turun dan tiba di Senaru, Kabupaten Lombok Utara. Sementara data dari BTNGR Resor Sembalun, sebanyak 150 orang wisatawan asing dan domestik.
Petugas BTNGR saat ini sedang berkoordinasi dengan Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Mataram, dan personel Brimob Polda NTB terkait upaya evakuasi ratusan pendaki yang masih berada di atas gunung.
Gempa bumi berkekuatan 6,4 pada Skala Richter (SR) mengguncang Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, NTB, Minggu, pukul 06.47 WITA, namun tidak berpotensi tsunami.
Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan pusat gempa bumi tersebut pada koordinat 8,4 lintang selatan, dan 116,55 bujur timur.
Lokasi gempa terjadi di darat pada jarak 47 KM arah Timur kota Mataram, ibu kota Provinsi NTB, pada kedalaman 24 KM.
Sudiyono juga membenarkan bahwa ada seorang pendaki Gunung Rinjani yang tewas setelah tertimpa material longsor ketika terjadi gempa bumi berkekuatan 6,4 pada Skala Richter (SR) pada Minggu pukul 06.46 WITA.
"Kami mendapat informasi dari petugas yang berada di atas gunung ada satu orang pendaki meninggal dunia. Namun identitasnya masih belum diterima karena kendala keterbatasan telekomunikasi," katanya.
Informasi sementara yang diperoleh, kata dia, jenazah masih di atas gunung antara Danau Segara Anak dan Pelawangan, Sembalun.
Petugas masih belum bisa mengevakuasi jenazah karena jalur pendakian tertutup material longsor.
"Seorang petugas BTNGR masih berada di atas gunung. Telepon genggamnya sementara dimatikan karena khawatir kehabisan baterai," ujarnya.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri