Menuju konten utama

Gelombang Tinggi Hantam Pantai Selatan Yogyakarta

Gelombang tinggi akibat pengaruh astronomi dan anomali permukaan laut telah menghantam pesisir selatan Yogyakarta. Akibat hantaman gelombang itu sejumlah bangunan, perahu nelayan, dan lahan pertanian dilaporkan mengalami kerusakan.

Gelombang Tinggi Hantam Pantai Selatan Yogyakarta
Petugas SAR berjaga di gardu jaga di pantai Parangtritis, Bantul, di Yogyakarta, Kamis (9/6). Sejumlah warga mengaku jumlah kunjungan wisata di kawasan pantai Parangtritis merosot akibat gelombang tinggi di pesisir selatan di Yogyakarta sejak beberapa pekan terakhir. Antara foto/Andreas Fitri Atmoko.

tirto.id - Gelombang pasang setinggi lima sampai tujuh meter menghantam sepanjang pantai selatan Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (9/6/2016). Akibat gelombang pasang ini sejumlah bangunan di tepi pantai dilaporkan rusak.

Menurut laporan Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Pusdalop BPBD) Yogyakarta yang diterima Tirto.id, sebelumnya Badan Klimatologi telah memperkirakan gelombang laut berlangsung dari 7 - 9 Juni 2016. Gelombang itu diprediksi memiliki kecepatan angin antara 18-38 km/jam.

Gelombang tinggi kali ini disebabkan oleh pengaruh astronomi yakni fenomena posisi bumi, bulan dan matahari berada dalam satu garis lurus. Hal itu mengakibatkan permukaan laut semakin tinggi. Selain itu gelombang laut juga dipicu oleh terjadinya anomali positif tinggi muka air laut sebesar 15-20 cm.

Dua penyebab itu, menurut Pusdalop BPBD, juga diperkuat dengan adanya penjalaran alun yang dibangkitkan dari pusat tekanan tinggi subtropis di barat daya Australia.

Hingga kini bangunan-bangunan yang rusak antara lain 71 gazebo, 18 rumah makan, lima lapak pedagang, tiga pos SAR, dan satu kapal nelayan di Gunung Kidul. Sementara di Bantul gelombang pasang mengakibatkan perahu, jaring, dan posko SAR rusak dengan jumlah yang belum terhitung. Sedangkan di Kulon Progo, 40 lapak pedagang terendam, empat bangunan kamar mandi, 12 warung, tujuh perahu, tiga lahan pertanian, dan satu suar dilaporkan rusak.

Sampai sekarang belum diketahui nilai kerugian dari bangunan-bangunan yang rusak dan korban jiwa akibat peristiwa tersebut.

Baca juga artikel terkait SOSIAL BUDAYA atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Agung DH
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH