tirto.id - Gigitan ular berbisa dapat menyebabkan kelumpuhan hingga kematian. Penanganan cepat dan pertolongan pertama yang tepat penting untuk dilakukan agar korban selamat.
Beberapa waktu lalu, Aji Rachmat Purwanto ketua dan pendiri Yayasan Sioux Ular Indonesia tewas digigt ular king kobra. Peristiwa tragis itu terjadi saat memberikan pelatihan basic traning muscle penanganan ular kobra di Banjarmasin pada Minggu (12/2/2023).
Akibat gigitan tersebut, Aji Rachmat dilarikan ke rumah sakit. Setelah dirawat selama sekitar dua hari, nyawanya tidak bisa diselamatkan. Aji Rachmanto menghembuskan napas terakhirnya pada Selasa, 14 Februari pukul 01.31 WITA.
World Health Organization (WHO) menyebut kejadian gigitan ular paling banyak terjadi di wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Ini disebabkan oleh luasnya lahan pertanian, kepadatan penduduk yang tinggi, hingga kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat yang diperlukan untuk mengatasi masalah ini.
Ular berbisa terdiri dari beragam jenis berdasarkan bisanya. Bisa ular dibagi menjadi empat kategori berdasarkan sasaran serangannya terhadap organ tubuh manusia.
Mengutip lamanRSUP Dr. Kariadi jenis bisa ular meliputi neurotoksin jenis bisa yang menyerang saraf, hemotoksin jenis bisa yang menyerang darah, kardiotoksin jenis bisa yang menyerang jantung, dan sitotoksin jenis bisa yang menyerang sel.
Pertolongan Pertama Gigitan Ular Berbisa
Apabila digigit ular berbisa, korban dan orang sekitar perlu mengetahui dan melakukan tindakan pertolongan pertama yang tepat.
Berikut pertolongan pertama terkait hal apa saja yang harus dilakukan dan hal apa saja yang tidak boleh dilakukan melansir bukuGuidelines for The Management of Snakebites 2nd Edition terbitan WHO dan laman RSUP Dr. Kariadi:
- Korban tidak boleh cemas dan sebisa mungkin menenangkan diri. Kecemasan hanya akan mempercepat detak jantung yang berarti juga akan mempercepat penyebaran racun.
- Baringkan tubuh korban dengan posisi yang nyaman dan aman. Usahakan area gigitan lebih rendah dari jantung dan kurangi gerakan pada titik yang terkena gigitan. Setiap gerakan atau kontraksi otot, bahkan membuka baju atau berjalan, akan meningkatkan penyerapan dan penyebaran racun.
- Hindari intervensi apapun pada luka gigitan seperti sayatan, gosokan, pembersihan yang kuat, pijatan, penyedotan, pemberian jamu, atau bahan kimia. Tindakan tersebut dapat menyebabkan infeksi, meningkatkan penyerapan racun, dan meningkatkan pendarahan lokal.
- Hindari minum alkohol, kopi, atau minuman lainnya.
- Jangan mengikat atau memberikan toriket terlalu kencang pada luka gigitan.
- Usahakan untuk mengingat warna, ukuran, dan jenis ular yang menggigit, jika memungkinkan dokumentasikan ular dengan cara difoto. Ini berguna untuk proses identifikasi agar pengobatan diberikan dapat dilakukan dengan tepat dan cepat.
- Dapatkan pertolongan medis segera.
Gejala Gigitan Ular Berbisa
Center for Disease Control and Prevention (CDC)menjelaskan bahwa gejala yang timbul akibat gigitan ular berbisa dapat bervariasi tergnatung jenis ularnya, namun dapat meliputi:
- terdapat tanda tusukan atau gigitan pada luka;
- kemerahan, bengkak, memar, berdarah, atau melepuh di sekitar gigitan;
- nyeri hebat dan nyeri tekan di lokasi gigitan;
- mual, muntah, atau diare;
- pernapasan yang sulit (dalam kasus ekstrem, pernapasan dapat berhenti sama sekali);
- detak jantung cepat, nadi lemah, tekanan darah rendah;
- penglihatan terganggu;
- rasa metalik, mint, atau karet di mulut;
- peningkatan air liur dan berkeringat;
- mati rasa atau kesemutan di sekitar wajah dan/atau anggota tubuh;
- otot berkedut.
Editor: Yonada Nancy