tirto.id - Pandemi virus corona (Covid-19) hingga kini masih melanda dunia. Meskipun pandemi ini mulai mereda di China, Badan kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah kasus-kasus baru di sejumlah negara lain meningkat semakin cepat.
Sampai 26 Maret 2020, data CSSE Johns Hopkins University menunjukkan terdapat 463.751 kasus positif Covid-19 yang ditemukan di 175 negara.
China memang masih menduduki tempat teratas dalam daftar negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak (81.782 pasien). Namun, kasus-kasus baru di China semakin sedikit ditemukan.
Sebaliknya, angka kasus di Italia semakin mendekati jumlah di China. Di Italia saat ini ada 74.386 kasus positif corona, terpaut lima ribuan kasus dari AS yang sudah memiliki 69.197 pasien.
Angka kasus positif corona di Indonesia juga terus melonjak sejak pengumuman pasien pertama pada 22 Maret lalu. Hingga 26 Maret 2020, sudah ada 893 kasus positif Covid-19 di Indonesia, dengan angka kematian mencapai 78 jiwa.
Riset untuk mendalami pola penularan, infeksi hingga gejala-gejala yang dialami oleh para pasien Covid-19 terus dilakukan.
Mengutip informasi di laman lembaga kesehatan AS, Centers for Disease Control and Prevention (CDC), gejala yang umum terjadi pada banyak pasien Covid-19 ketika mereka terinfeksi adalah demam batuk, hingga sesak napas.
Selain itu, lansia dan mereka yang memiliki riwayat gangguan kesehatan seperti diabetes, asma, atau penyakit jantung, memiliki resiko lebih tinggi, saat terinfeksi virus corona. CDC menuliskan bahwa masa inkubasi virus terjadi selama 2-14 hari.
Namun, sebagian pasien Covid-19 hanya mengalami gejala sakit ringan, dan bahkan sama sekali tidak mengalami gejala infeksi.
Sementara sebuah hasil penelitian yang dipublikasikan NCBI dari Jurnal Annals of Internal Medicine (Edisi 10 Maret 2020), menyimpulkan masa inkubasi virus corona jenis baru, yang menyebabkan penyakit Covid-19, dapat terjadi selama sekitar 5 hari atau mirip SARS. Gejala yang muncul akibat infeksi virus ini mungkin tampak pada masa inkubasi tersebut.
Meskipun demikian, terdapat pula riset yang mengidentifikasi perkembangan tahapan kemunculan gejala Covid-19 dari hari ke hari.
Mengutip dari Business Insider, riset mengenai pola khas tahapan kemunculan gejala Covid-19 dari hari ke hari tersebut merupakan hasil studi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok (China CDC), di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan.
Studi ini menganalisis gangguan kesehatan pada 140 pasien Covid-19. Penelitian ini mencatat 80 persen pasien tergolong kasus ringan, 15 persen termasuk kasus parah dan 5 persen sakit kritis.
Mayoritas atau 99 persen pasien itu mengalami demam tinggi. Lebih dari separuhnya mengalami kelelahan dan batuk kering. Sekitar sepertiga pasien juga mengalami nyeri otot dan sulit bernapas.
Berdasarkan hasil riset di Wuhan tersebut, berikut perkembangan kemunculan gejala sakit Covid-19 yang tampak dari hari ke hari ketika infeksi virus corona sudah terjadi.
Hari 1: Pasien mengalami demam. Beberapa di antara mereka juga mengalami kelelahan, nyeri otot, dan batuk kering. Sementara, sebagian kecil lainnya mengalami diare atau mual satu atau dua hari sebelumnya.
Hari 5: Pasien bisa mengalami kesulitan bernapas, terutama jika mereka lansia atau memiliki gangguan kesehatan sebelumnya.
Hari 7: Pada hari ke tujuh ini, gejala di atas muncul dan rata-rata pasien belum dirawat di rumah sakit
Hari 8: Pada titik ini, pasien dengan kasus yang parah (15 persen) mengalami sindrom gangguan pernapasan akut, atau ketika cairan menumpuk di paru-paru. Kejadian ini sering berakibat fatal.
Hari 10: Jika pasien memiliki gejala yang memburuk, ini adalah waktu ketika penyakit Covid-19 membuat pasien harus dirawat di ICU. Pasien-pasien yang mengalami kondisi ini lebih mungkin memiliki sakit perut memburuk dan kehilangan nafsu makan ketimbang mereka yang termasuk kasus ringan. Pada fase ini, tingkat kematian ditemukan hanya sekitar 2 persen.
Hari 17: Rata-rata, pasian yang pulih bisa keluar dari rumah sakit setelah 14-18 hari perawatan.
Gejala covid-19 dapat mirip dengan pneumonia. Akan tetapi, ahli radiologi di Universitas Thomas Jefferson Paras Lakhani mengatakan bahwa kondisi pasien yang terjangkit Covid-19 dapat menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu. Ini lah yang dapat membedakan pneumonia dengan virus Corona tersebut.
"Pneumonia biasanya tidak berkembang pesat," kata Lakhani. "Biasanya, sebagian besar rumah sakit akan mengobati dengan antibiotik dan pasien akan stabil dan kemudian mulai membaik,” lanjutnya dikutip dari Business Insider.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Addi M Idhom