Menuju konten utama

Gaikindo Sarankan Impor Mobil Listik CBU Dibatasi Hanya 2 Tahun

Gaikindo meminta pemerintah berhati-hati memberikan kemudahan impor mobil listrik dalam bentuk jadi atau completely built-up (CBU).

Gaikindo Sarankan Impor Mobil Listik CBU Dibatasi Hanya 2 Tahun
Pengisian Mobil Listrik saat Pengisian Umum. FOTO/iStockphoto.

tirto.id - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) meminta pemerintah berhati-hati memberikan kemudahan impor mobil listrik siap pakai atau completely built-up (CBU).

Ketua Umum Gaikindo, Yohanes Nangoi tak menolak kebijakan itu, tapi ia mengingatkan jangan sampai berlanjut sehingga membahayakan produsen dalam negeri.

“Kami mengkhawatirkan kalau 10-15 tahun lagi, mobil kita harus impor semuanya. Itu paling penting buat kami,” ucap Yohanes kepada wartawan saat ditemui di Hotel Le Meridien pada Jumat (23/8/2019).

Yohanes mengatakan impor mobil listrik CBU memang diperlukan pada tahap-tahap awal. Pasalnya, terlalu riskan bagi pengusaha untuk memproduksi bila masyarakat sendiri belum menunjukkan animo yang positif untuk membelinya.

Namun, Yohanes menjelaskan seiring dengan menanti animo masyarakat bertumbuh, pemerintah harus memastikan kalau kemudahan impor ini dibalas dengan realisasi investasi pabrik mobil listrik di Indonesia.

Yohanes menyarankan sebaiknya ada batas waktu 2 tahun impor CBU boleh dilakukan. Dengan kata lain, pembangunan pabrik harus sudah selesai dalam jangka waktu itu. Menurut Yohanes, pembangunan pabrik ini penting agar jangan sampai kebutuhan mobil di Indonesia kebablasan untuk impor.

“Sekitar 2 tahun lah dikasih kesempatan sehingga bisa membangun industri. Iya kalau lebih dari 2 tahun jadi kebiasaan impor itu,” ucap Yohanes.

“Intinya kita jangan jadi daerah pemasaran negara lain,” tambah Yohanes

Soal risiko ini, Yohanes mengingatkan kalau dampaknya sampai mengena produsen dalam negeri, maka efeknya akan terasa pada tenaga kerja Indonesia.

Di sisi lain, rontoknya perusahaan juga dijamin akan membuat penerimaan devisa negara yang bisa disuplai dari ekspor ikut jatuh.

“Kami sekarang mempekerjakan lebih dari 3 juta orang, menghasilkan devisa karena kami mengekspor. Jangan sampai suatu saat kita harus mem-PHK semua orang terus kami harus impor 100 persen mobil-mobil semua,” ucap Yohanes.

Baca juga artikel terkait MOBIL LISTRIK atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Bisnis
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri