tirto.id - Anggota komisi VII DPR fraksi Gerindra walk out saat rapat pembahasan penundaan kenaikan harga BBM bersama kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Politikus Gerindra Ramson Siangian mengatakan, fraksinya memilih keluar lantaran pembahasan tersebut dilakukan tertutup.
"Kita mengharapkan kalau rapat terbuka menteri ESDM bisa membahas terbuka supaya publik tau. Agar Penjelasan bisa didengarkan langsung oleh publik kenapa tertunda seperti itu. Nanti kalau kami sampaikan, dibilang hoaks lagi," katanya usai rapat tersebut, Rabu (24/10/2018).
Aksi walkout itu terjadi hampir satu jam setelah perdebatan panjang di komisi VII. Rapat yang dijadwalkan pukul 14.00 dan baru dimulai 14.30 itu dibuka dengan keputusan untuk membahas kenaikan BBM.
Pimpinan rapat, Ridwan Hisjam dari Fraksi Golkar, membuka rapat dan langsung masuk ke pembahasan mengenai keputusan penundaan kenaikan harga Premium 10 Oktober lalu.
Keputusan itu dipertanyakan karena pembatalan kenaikan dilakukan hanya dalam hitungan menit. "Untuk itu kami serahkan ke Menteri ESDM untuk menjelaskan," tuturnya dalam rapat.
Namun, anggota Komisi VII Fraksi PDIP Adian Napitupulu langsung meminta agar penjelasan mengenai pembatalan kenaikan Premium tidak dilakukan dan langsung masuk ke pembahasan Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga (RKAKL). Alasannya, kata dia, "tidak ada unsur kerugian ekonomi, kalau tidak ada kenapa buang waktu untuk itu."
Tak mau kalah, anggota Komisi VII Fraksi Demokrat Muhammad Nasir, langsung menukas kalimat yang dilontarkan Adian. Sebab, ia beranggapan bahwa pembatalan kenaikan harga Premium berdampak pada penimbunan premium dan munculnya antrean kendaraan di sejumlah SPBU.
"Dampaknya besar. Terjadi antrean signifikan di daerah karena terjadi penimbunan premium dan terjadi kelangkaan juga," ujarnya.
Adian, yang masih bersikukuh dengan pendapatnya tak terima. Dengan nada keras, ia menyampaikan, "tak ada yang lebih berbahaya membuat suatu agenda yang dasarnya tidak jelas. Jangan sampai kemudian media menulis Komisi VII membahas keputusan yang sudah basi."
Intrupsi pun bermunculan dari berbagai fraksi. Beberapa anggota menyarankan agar rapat digelar secara tertutup, beberapa lainnya meminta agar pimpinan memvoting apakah rapat harus dilanjutkan atau ditunda.
Sebagai pimpinan rapat, RIrwan akhirnya memutuskan untuk menskors rapat sekitar 10 menit agar situasi kembali kondusif. Namun, setelah rapat dibuka, perdebatan antar anggota dewan yang hadir kembali terjadi hingga akhirnya rapat diputuskan tertutup.
Atas keputusan ini, fraksi Gerindra yang hadir yakni Kardaya, Ramson Sigian dan Bambang Haryadi memutuskan melakukan walk out dari rapat tersebut.
"Karena rakyat berhak mendapat informasi, karena rapat tertutup kami tidak ikut rapat kami walk out. Kita butuh penjelasan dari menteri penjelasan dari pemerintah rakyat perlu tahu. Rapat kerja itu harus terbuka. Baru kali ini ada rapat kerja tertutup," kata Ramson sambil sebelum mengeluyur keluar ruang rapat.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yantina Debora