tirto.id - Seorang bankir bernama Andy Dufresme harus menjalani hukuman berat karena dituduh membunuh istri dan selingkuhan istrinya. Atas dugaan itu, Andy harus mendekam di penjara Shawshank State Penitentiary selama dua kali seumur hidup.
Dalam menjalani hukuman, Andy berkenalan dengan Ellis "Red" Redding, pria kulit hitam yang sering menyelundupkan barang-barang kepada napi. Mereka berteman baik setelah Andy meminta Red membawakan barang-barang seperti palu batu, poster Rita Hayworth dan Raquel Welch.
Tampang Andy yang cukup rupawan ternyata membawa malapetaka bagi dirinya sendiri. Hampir setiap kali beraktivitas, Andy selalu diganggu oleh The Sisters, sekelompok geng homoseksual pimpinan Bogs yang bernafsu menghantam buritnya. Hal ini sekaligus membawanya pada penderitaan panjang karena kerap disiksa hingga memar dan babak belur.
Suatu kali Andy dan kawan-kawannya diminta untuk mengaspal atas bangunan, samar-samar Andy mendengar keluhan Kapten penjaga Byron Hadley tentang pajak warisannya. Mendengarkan hal itu, Andy menawarkan diri untuk membantu sang kapten.
Simbiosis yang terjadi antara Andy dan Hadley membawa keberuntungan tersendiri. Saat dirinya nyaris tewas dipukuli kelompok The Sisters, Hadley datang dan menghajar Bogs hingga cacat, yang membuat Bogs harus dikirim ke penjara lain.
Mendengar hal itu, kepala penjara Samuel Norton mendatangi Andy dan memintanya untuk membantu tahanan tua Brooks Hatlen mengelola perpustakaan penjara. Melihat kondisi perpustakaan yang begitu memilukan, Andy mulai menyurati pemerintah negara bagian untuk meminta dana renovasi perpustakaan penjara selama seminggu sekali hingga permohonannya terpenuhi. Ia pun mulai memberdayakan teman-teman dekatnya untuk mengelola perpus.
Norton semakin beringas, ia mulai mengeksploitasi tahanan penjara untuk pekerjaan umum dan mengambil keuntungan dengan cara memangkas biaya serta menerima suap. Norton pun mulai menyuruh Andy untuk mencuci uang dengan nama samaran Randall Stephens.
Kedatangan Tommy Williams mulai merubah semua pikiran Andy, Tommy menceritakan bahwa seorang tahanan di penjara lain telah mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan yang sama. Andy tidak bersalah dan tidak benar-benar membunuh istri dan selingkuhan istrinya.
Mendengar hal itu, Andy segera memberitahukan kepada Norton, namun Norton menolak dan justru mengurung Andy di dalam ruang isolasi dan menyuruh Hadley membunuh Tommy untuk menghilangkan bukti. Selain itu, Norton juga mengancam akan menghancurkan perpustakaan dan mencabut perlindungan dari perlakuan khusus, jika Andy tetap menolak mencuci uang.
Setelah terbebas dari sel isolasi, Andy memberitahu Red mengenai cita-citanya menetap di Zihuatanejo, sebuah kota pantai Pasifik di Meksiko. Meski Red tak percaya akan hal itu, Andy tetap menyuruh Red untuk mengambil sebuah paket di ladang dekat Buxton setelah bebas.
Keesokkan hari setelah absen pagi, penjara Shawshank benar-benar dibuat heboh setelah mengetahui sel Andy kosong. Seluruh petugas terpaksa gigit jari karena tak menemukan Andy, hal ini membuat Norton berang dan melemparkan sebuah batu ke poster Raquel Welch di dinding sel Andy. Batu tersebut merobek poster dan selakigus mengungkapkan bahwa Andy telah kabur melalui terowongan yang digalinya dengan palu selama dua puluh tahun.
Di malam sebelumnya Andy telah kabur melalui terowongan dan pipa pembuangan penjara sambil membawa buku pencucian uang Norton. Setelah itu, Andy menyamar menjadi Randall Stephens dan menarik sejumlah uang hasil cucian.
Untuk membalaskan dendamnya, Andy mengirim sebuah buku bukti korupsi dan pembunuhan dalam penjara ke kantor berita setempat. Polisi kemudian mendatangi Shawshank dan menahan Hadley, sementara Norton menghabisi nyawanya sendiri dengan pistol untuk menghindari penangkapan.
Setelah ditahan selama 40 tahun, Red akhirnya mendapat pembebasan bersyarat. Ia pun memenuhi perjanjiannya dengan Andy dan mengunjungi Buxton. Di sana ia menemukan kotak berisi uang dan sepucuk surat yang memintanya pergi ke Zihuatanejo. Red dan Andy akhirnya bersatu kembali.
Itulah kisah film Shawshank Redemption (1994) yang disutradarai oleh Frank Darabont dan dibintangi oleh Tim Robbins (Andy Dufresne) dan Morgan Freeman (Ellis "Red" Redding). Film ini diadaptasi dari novel berjudul Rita Hayworth dan Shawshank Redemption karya Sthephen King.
Berkat alur ceritanya yang benar-benar memukau, film ini selalu berada peringkat 1 versi IMDb – sebuah situs web milik Amazon yang menyediakan informasi mengenai film di seluruh dunia – film ini juga berhasil mengeser film terkenal seperti The Godfather (1972), The Dark Knight (2008) dan masih banyak film lainnya.
Selain itu, film ini juga berhasil mendapat banyak nominasi oscar tahun 1995 yakni: Best Picture untuk (Niki Marvin), Best Actor in a Leading Role (Morgan Freeman), Best Writing, Screenplay Based on Material Previously Produced or Published (Frank Darabont), Best Cinematography (Roger Deakins), Best Sound (Robert J. Litt, Elliot Tyson, Michael Herbick, Willie D. Burton).
Best Film Editing (Richard Francis-Bruce), Best Music, Original Score (Thomas Newman) serta nominasi Grammy Awards 1995 untuk kategori Best Instrumental Composition Written for a Motion Picture or for Television (Thomas Newman).
Kritikus film Gene Siskel mengatakan kepada IndieWire: "film ini hanya luar biasa." Sementara kritikus film Roger Ebert juga menaruh Shawshank dalam daftar "Film Terbaik"-nya.
Pembaca majalah Empire memilih film ini sebagai film terbaik tahun 1990-an dan menempati posisi 4 di "500 Film Terbaik Sepanjang Masa" versi Empire tahun 2008. Pada Maret 2011, film ini dinyatakan sebagai film terfavorit pendengar BBC Radio 1 dan BBC Radio 1Xtra sepanjang masa.
Meski menuai banyak pujian, film ini cukup mengecewakan dari sisi pendapatan, dengan biaya produksi $ 25 juta, film tersebut hanya mendapatkan total $ 28 juta di seluruh dunia.
Kabur dari Penjara
Kepiawaian Tim Robbins dalam menjiwai cerita film Shawshank Redemption membuatnya selalu dikaitkan dengan kasus kaburnya napi dari lapas. Terutama saat dua narapidana kasus pembunuhan Richard Matt (48) dan David Sweat (38), lolos dari penjara di New York pada Juni 2015 lalu. Dua narapidana itu kabur dengan cara memotong jeruji penjara dan kabur melalui pipa sambungan udara.
Terkait dengan hal itu, Robbins mengatakan, kisah antara Andy Dufresne (Shawshank) dengan pelarian Matt dan Sweat tidak sama. "Bagi saya, itu adalah cerita yang berbeda...Andy tidak bersalah. Saya tidak berpikir ada banyak cerita sama di sana.” katanya kepada Daily Mail.
Robbins kemudian melanjutkan: "Ini seperti memanggil Leonardo DiCaprio setiap kali perahu tenggelam. Leo, bagaimana menurutmu?"
Gubernur New York, Andrew Cuomo mengadakan konferensi pers untuk mengatasi napi yang melarikan diri. Dia mengatakan, hal ini merupakan kejadian pertama kalinya seseorang berhasil keluar dari penjara dengan keamanan maksimum, yang dibangun pada tahun 1865, dan dia pun menyebutkan bahwa rencana tersebut "rumit dan canggih."
Film tentang kaburnya napi dari tahanan juga pernah dibuat di Indonesia. Film yang berjudul "Johny Indo" itu bahkan diangkat dari kisah nyata dari pemilik nama lengkap Johanes Hubertus Eijkenboom alias Johny Indo yang kabur dari penjara paling ketat, Nusa Kambangan. Namun akhirnya menyerah setelah 11 hari bertahan hidup di hutan.
Johny Indo awalnya dikenal sebagai perampok toko emas di Jakarta pada era 1970-an. Bersama komplotan Pachinko (Pasukan China Kota) Johny biasanya melancarkan aksinya pada siang hari.
Johny dan komplotan Pachinko akhirnya ditangkap di Sukabumi dan dijatuhi hukuman 14 tahun penjara di Nusa Kambangan, namun baru 3 tahun menjalani hukuman, ia dan 34 orang temannya berusaha melarikan diri namun berhasil ditangkap setelah 11 hari bertahan di hutan.
Namun, dari sekian banyak kasus kaburnya napi dari penjara, yang paling heboh adalah kasus Anwar bin Kiman. Lucunya, Anwar berhasil kabur hanya dengan menyamar menjadi wanita. Dengan bantuan sang istri Ade Irma, ia berhasil kabur dari penjara Salemba pada 7 Juli 2016, dengan menggunakan pakaian gamis, jilbab dan kaca mata hitam.
Namun terpidana seumur hidup kasus perkosaan dan pembunuhan ini berhasil ditangkap kembali oleh polisi gabungan dari Subdit Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Pusat dan Polsek Cempaka Putih di kampung halamannya, Kampung Barengkok, Desa Batok, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor.
Selain Anwar, pada Agustus 2016 silam tiga napi di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Tulungagung, Jawa Timur juga berhasil meloloskan diri dengan cara menjebol plafon ruang G sel isolasi yang telah rapuh. Tifa napi tersebut adalah Syaifulloh Nursadewa (33), Hario Mintonugroho (27), dan Edi Korniawan (21).
Kepala LP Klas IIB Tulungagung Wahyu Prasetya mengatakan, tiga dari empat tahanan dan narapidana yang berada di salah satu ruang isolasi kabur saat turun hujan deras antara pukul 02.00 WIB hingga 03.00 WIB.
"Situasi gelap dan turun hujan deras, sehingga pergerakan ketiga tahanan tidak terlihat sipir yang berjaga di menara pantau sisi utara, meski jaraknya tidak terlalu jauh," kata Wahyu kepada Antara.
Kasus kaburnya napi dari penjara memang kerap terjadi, menurut penelusuran Tirto.id dari berbagai sumber, sejak Januari hingga November 2016, di Indonesia tercatat 178 kasus. Antara lain: 21 kasus di Aceh, 1 kasus di Bengkulu, 5 kasus di Yogyakarta, 1 kasus di DKI Jakarta, 9 kasus di Jambi, 18 kasus di Jawa Barat, 8 kasus di Jawa Tengah, 7 kasus di Jawa Timur.
3 Kasus di Kalimantan Barat, 10 kasus di Kalimantan Selatan, 5 kasus di Kalimantan Tengah, 6 kasus di Kalimantan Timur, 2 Kasus di Kalimantan Utara, 2 kasus di Kepulauan Riau, 7 kasus di Lampung, 1 kasus di NTB, 36 kasus di Papua, 15 kasus di Riau, 1 kasus di Sulawesi Barat, 3 kasus di Sulawesi Selatan. 4 kasus di Sumatera Barat, 9 kasus di Sumatera Selatan dan 4 kasus di Sumatera Utara.
Kalimantan: 4 napi kabur dari Mapolsek Banjarbaru Barat Kalimantan Selatan, 1 napi dari LP Narkotika Karang Intan Kalimantan Selatan, 1 napi dari Lapas Kotabaru Kalimantan Selatan, 3 napi dari Polres Singkawang, 2 napi dari LP Teluk Dalam Banjarmasin, 4 napi dari Lapas Sampit, 3 napi dari Mapolsekta Samarinda Ulu Kota Samarinda, 1 napi dari Rutan Tanah Grogot Kalimantan Timur, 1 napi dari Rutan Polda Kalimantan Tengah dan 2 napi di Lapas Tarakan.
Sumatera: 2 napi dari Lapas Blangpidie Aceh, 1 napi dari Lapas Muaro Sijunjung Sumatera Barat, 1 napi dari Lapas Bukittinggi, 1 napi dari Lapas Curup Bengkulu, 1 napi dari Polda Sumsel, 3 napi dari Polres Ogan Ilir, 1 napi dari Lapas Padang, 3 napi dari Polsek Belawan Medan, 1 napi dari Rutan Kajhu Aceh, 9 napi dari Tahanan Narkoba Polda Jambi, 1 napi dari Rutan Krui Lampung, 11 napi dari Polres Aceh Timur, 2 napi dari Polresta Bandarlampung, 4 dari Rutan Sukadana Lampung, 3 napi dari Rutan Sarang Elang Baturaja.
Pulau Jawa: 2 napi dari Rutan Rembang, 7 napi dari Lapas Paledang, 2 napi dari Lapas Pondok Rajeg Bogor, 2 napi dari Rutan Boyolali, 1 napi dari Mapolres Malang, 1 napi dari Lapas Serang, 3 napi dari Rutan Wonosobo, 5 napi dari Lapas Cebongan, 1 napi dari Lapas Nusakambangan, 1 napi dari Rutan Salemba, 3 napi dari Lapas Tulungagung, 1 napi dari Lapas Bulak Kapal Bekasi, 1 napi dari Lapas Wanita Sukamiskin dan 2 napi dari Polsek Rambutan Banyuasin.
Papua: 2 dan 4 napi dari Lapas Timika, 13 napi dari Lapas Abepura Papua dan 15 napi dari Lapas Narkotika, Jayapura. Riau: 1 napi dari dari Pasir Pangaraian, 1 napi dari Lapas Narkoba Tanjungpinang, 1 napi dari LP Pekanbaru, 7 napi dari Polsek Kubu Riau, 2 napi dari Detasemen Polisi Militer (POM) TNI AD Pekanbaru. Madura: 1 napi dari Rutan Sampang, 2 napi dari Lapas Pamekasan. Sulawesi: 1 napi dari Ruang Tahanan Polres Majene, 1 napi dari Ruang tahanan narkoba Polda Sulawesi Selatan, 1 napi dari Lapas Batam dan masih banyak lagi.
Terkait dengan maraknya kasus pelarian napi dari Lapas, Kepala Kanwil Hukum dan HAM Provinsi Papua Abner Banosro mengatakan kepada Antara: "Kami sudah melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian maupun para bupati dalam rangka distribusi pegawai Pemda. Kalau bisa pegawai-pegawai Pemda bisa ditugaskan untuk memperkuat pengamanan di Lapas setempat. Apalagi UU Aparatur Sipil Negara (ASN) memungkinkan untuk itu. Terus terang saja, kami saat ini kekurangan petugas jaga di Lapas,"
Sementara menurut Menteri Hukum dan Ham, Yasonna Laoly, kasus ini terjadi karena over kapasitas: "Kalau ada kelalaian [petugas] akan ada tindakan, tapi ini kan karena memang over kapasitas. Bayangkan sudah ada 190.000 tahanan secara nasional, di Salemba saja 3.000 lebih, padahal satu shif pengawasnya 20 orang, untuk Ramadan satu napi kadang ada 10 pengunjung, kita kekurangan staf untuk menjaga,"
Melihat banyaknya kasus napi yang keluar dari penjara, barangkali hal inilah yang membuat film Shawshank Redemption menjadi begitu terkenal, karena berhasil menceritakan seorang napi yang kabur dengan rapi dan elegan.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Zen RS