tirto.id - Warsa 1898, Adolf Hitler diajak orang tuanya ke biara Lambach Abbey di Distrik Wels-Land, Austria, yang penuh dengan tradisi dan simbol. Hitler kecil melihat dan memerhatikan dengan saksama, salah satunya salib berkait. Simbol itu cukup umum digunakan dalam arsitektur dan dekorasi biara.
Dia tertegun dan menganggap salib tersebut sebagai simbol ras Arya sekaligus lambang superioritas.
Dalam agama Kristen, salib berkait melambangkan para rasul Kristen yang menyebarkan ajaran agama di berbagai penjuru dunia. Sementara di Asia, simbol ini kerap disebut swastika dan memiliki makna yang berbeda. Swastika dianggap sebagai simbol keberuntungan dan kehidupan yang abadi.
Meskipun tidak ada bukti konkret mengenai apakah Hitler memiliki pemahaman yang mendalam tentang makna asli simbol tersebut, ia mengadopsinya sebagai lambang partainya yang kelak menjadi salah satu simbol paling kontroversial dalam sejarah.
Pada 1920, Partai Nazi mengadopsi salib berkait sebagai simbol resmi. Bendera partai berwarna merah dengan lingkaran putih di tengah, dan salib berkait ditempatkan di tengah lingkaran. Simbol itu dimaksudkan sesuai tujuannya untuk menciptakan tatanan baru di Eropa.
Dalam konflik terbaru antara Rusia dan Ukraina, terdapat fenomena sejumlah pasukan Ukraina yang menggunakan simbol swastika di seragam tempur, kendaraan militer, maupun tato di tubuh mereka.
Beda Nazi dan Swastika
Secara sederhana salib berkait yang diidentifikasi sebagai logo Nazi dapat dibedakan dengan swastika. Salib berkait memiliki kemiringan 45 derajat dan digambarkan berorientasi layaknya huruf “S”, ini sering ditafsirkan sebagai Sosialisme.
Sementara swastika memiliki gambaran datar yang merupakan kependekan dari kata Sansekerta, Su Atsu atau biarlah ada kebaikan.
Fakta lain menyebut bahwa sepanjang hidupnya, Adolf Hitler tidak pernah menyebutkan simbol Nazi sebagai swastika. Ia malah menyebut simbol itu dengan jenama Hakenkreuz atau salib berkait atau salib bengkok yang telah diterjemahkan dengan licik sebagai swastika dan umat Hindu sering dibiarkan memikul salib distorsi ini selama hampir satu abad.
Sementara propagandanya yang antisemit merupakan penafsiran mengenai ajaran Kristen yang ia pahami, termasuk pengaruh dari Martin Luther yang mendirikan agama Protestan.
Warsa 1933, 65 persen orang Jerman mengikuti agama Kristen Protestan Lutheran.
Hitler kerap mengkritik beberapa aspek kekristenan secara pribadi, namun secara terbuka mengikuti kekristenan garis keras. Ia menyebut dirinya sebagai “Luther Kedua” dan pandangannya digunakan oleh Nazi untuk membenarkan penganiayaan terhadap orang Yahudi selama Holocaust.
Pada 10 November 1938 bertepatan dengan ulang tahun Martin Luther, Nazi melakukan pembunuhan besar-besaran, menghancurkan 267 sinagoge di seluruh Jerman dan Austria.
Swastika merupakan simbol geometris yang telah digunakan oleh berbagai budaya selama ribuan tahun. Pada dasarnya, simbol ini terdiri dari bentuk salib dengan lengan yang melengkung searah jarum jam. Ini adalah simbol yang memiliki makna dan penggunaan yang berbeda-beda tergantung pada budaya dan konteksnya.
Simbol ini ditemukan pada banyak artefak kuno dari budaya-budaya seperti India, Yunani Kuno, Romawi, dan banyak peradaban lainnya. Di banyak masyarakat Hindu dan Buddha, swastika ditemukan dalam konteks agama dan spiritual sebagai simbol keberuntungan, kekuatan positif, dan harmoni.
Swastika telah ditemukan pada artefak yang berasal dari Zaman Perunggu di Eropa dan India. Simbol ini juga dianggap penting dalam gerakan Pramuka Amerika dan digunakan sebagai simbol kebangsawanan.
Di Jepang, swastika dikenal sebagai manji dan digunakan dalam desain kimono tradisional dan pedang samurai. Lambang ini juga sering terlihat di peta yang menunjukkan lokasi kuil Buddha.
Pada awal abad ke-20, swastika banyak digunakan di Barat dalam arsitektur, periklanan, dan desain produk, bahkan digunakan oleh unit militer Amerika Serikat selama Perang Dunia Pertama dan dapat dilihat di pesawat RAF hingga tahun 1939.
Namun, hubungannya dengan Nazi selama Perang Dunia II telah menimbulkan persepsi negatif terhadap simbol tersebut.
Swastika dan Ajaran Hindu di Ukraina
Karena konotasi negatif yang melekat pada swastika dalam konteks modern, penggunaan simbol ini secara luas dianggap tidak pantas dan melanggar hukum beberapa negara karena mengingatkan pada kejahatan Nazi yang menyebarkan ideologi rasialis dan ekstremis.
Berbagai upaya komunitas Hindu untuk mengembalikan makna suci swastika terus digalakkan.
Seturut artikel di BBC, pola swastika tertua di dunia teridentifikasi lewat sebuah patung di Ukraina. Patung tersebut telah diberi penanggalan radiokarbon berusia 15.000 tahun.
Memiliki panjang sekitar 5 inci, patung diukir dari gading mammoth, dan memiliki pola berliku-liku yang rumit dengan gabungan swastika di tubuhnya. Swastika disusun searah jarum jam dan lebarnya sekitar 1 inci.
Belum diketahui secara pasti tentang makna pola swastika dalam patung, namun sering dianggap sebagai simbol keberuntungan dan kemakmuran.
Ditemukan pada tahun 1908, patung tersebut kini dipajang di Museum Sejarah Nasional di Kiev, Ukraina.
Di sisi lain, usia karbon patung dan sejarah ajaran Hindu di Ukraina sendiri memilik rentang yang cukup jauh.
Pada awal tahun 1970-an, selama periode Soviet, sejumlah kecil keluarga India dan Nepal yang tinggal di Ukraina mempraktikkan agama Hindu secara pribadi. Namun, mereka tidak memiliki struktur organisasi formal atau kuil untuk melakukan ibadah secara kolektif.
Setelah runtuhnya Uni Soviet, iklim politik berubah, dan kebebasan beragama diberikan kepada berbagai komunitas agama. Pada saat itu, beberapa warga Ukraina mulai tertarik dengan ajaran-ajaran Hindu dan praktik-praktik spiritualnya. Hal ini terjadi karena akses yang lebih mudah terhadap informasi dan kontak dengan praktisi Hindu dari negara lain.
Seiring waktu, para pengikut Hindu di Ukraina mulai membentuk kelompok-kelompok kecil untuk belajar dan beribadah bersama. Mereka mengorganisasi pertemuan, diskusi, dan festival Hindu.
Beberapa kelompok ini terkait dengan organisasi Hindu internasional, seperti ISKCON (International Society for Krishna Consciousness), juga dikenal sebagai Gerakan Hare Krishna yang didirikan oleh A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada pada tahun 1966 di New York City, Amerika Serikat. Gerakan ini berpusat pada penyembahan terhadap Krisna, inkarnasi Tuhan dalam ajaran agama Hindu.
Pada 1992, sebuah kuil Hare Krishna resmi didirikan di Kiev, ibu kota Ukraina. Kuil ini menjadi pusat aktivitas keagamaan dan sosial bagi komunitas Hare Krishna. Selain itu, komunitas Hare Krishna juga mendirikan kuil dan pusat-pusat kecil di kota-kota lain seperti Lviv, Kharkiv, dan Odessa.
Fenomena Swastika di Pasukan Ukraina
Sejak perang Rusia dan Ukraina berkecamuk pada Februari 2022, berbagai spekulasi berkembang terkait penggunaan simbol swastika atau logo Nazi yang digunakan pasukan Ukraina.
Simbol swastika bertuliskan “Defend Dharma” yang terdapat pada lencana dan seragam pasukan Ukraina banyak bertebaran di dunia maya. Sebagian menanggapi dan menyebutnya sebagai simbol Neo-Nazi, sementara yang lain menyebutkan ulah Gurkha, sekelompok pejuang lepas yang direkrut Inggris pada awal abad ke-19.
Pada bulan Maret 2022, seorang wanita ditemukan dibunuh secara brutal dengan tanda swastika diukir di perutnya di kompleks militer Ukraina. Penemuan mengerikan itu pertama kali dilaporkan oleh Patrick Lancaster, seorang warga negara Amerika Serikat yang telah lama meliput konflik di timur Ukraina.
Sebelumnya, tentara Ukraina berpose dengan bendera Nazi yang diambil pada tahun 2014, menyusul munculnya gerakan separatis yang didukung Rusia di Donbas. Foto tersebut kerap dimanfaatkan oleh propagandis Rusia sebagai bukti untuk mendukung obrolan yang simpang siur tentang pemerintah Ukraina yang dijalankan oleh Neo-Nazi.
Ada sejumlah faktor yang berkontribusi pada fenomena simbol swastika dan Nazi di pasukan Ukraina. Salah satu faktornya adalah sejarah pendudukan negara tersebut oleh Uni Soviet, negara totaliter yang menekan budaya dan identitas Ukraina.
Uni Soviet menandatangani pakta non-agresi dengan Jerman pada tahun 1939. Dua tahun kemudian mereka terkejut ketika Nazi menginvasi Ukraina, yang saat itu merupakan bagian dari Uni Soviet.
Faktor lainnya adalah konflik negara itu baru-baru ini dengan Rusia. Beberapa anggota kelompok sayap kanan Ukraina telah memerangi Rusia sejak Kremlin secara ilegal mencaplok sebagian wilayah Krimea di Ukraina pada 2014 dan sekarang menjadi bagian dari struktur militer yang lebih luas.
Konflik telah ditandai dengan kekerasan dan kekejaman di kedua sisi. Saat pembelaan tanah air makin meningkat di Ukraina, beberapa orang mulai beralih ke simbol Nazi sebagai cara untuk mengekspresikan nasionalisme mereka.
Penggunaan simbol Nazi oleh pasukan Ukraina merupakan masalah serius karena dianggap pengingat masa lalu kelam negara itu, dan melemahkan upaya pemerintah Ukraina untuk membangun masyarakat yang demokratis dan inklusif.
Terbaru, Yevgeny Prigozhin, kepala pasukan tentara bayaran Wagner yang sempat diisukan akan mengkudeta Vladimir Putin, secara terbuka menentang aspek-aspek kunci dari narasi Kremlin tentang perang Ukraina. Dia membantah klaim bahwa Rusia memerangi NATO dan mempertanyakan apakah benar-benar ada Nazi di Ukraina.
Perdebatan tentang swastika di Ukraina kemungkinan akan terus berlanjut untuk beberapa waktu. Ada argumen yang kuat di kedua sisi, dan ini adalah masalah yang kompleks dengan jawaban yang tidak mudah.
Penulis: Ali Zaenal
Editor: Irfan Teguh Pribadi