tirto.id - Penggemar setia Idol Group ternama asal Korea Selatan yaitu BTS baru saja melakukan memberi donasi 10 juta won untuk para perempuan korban perbudakan seksual oleh tentara Jepang selama masa Perang Dunia II.
BTS atau Bangtan Boys merupakan Idol Group yang memulai debutnya pada tahun 2013 dan terdiri dari 7 personel yaitu Rap Monster (leader dan main rapper), Suga (lead rapper), Park Ji Min (lead vocal), V (lead dancer, vocalist), Jung Kook (vocalist, lead dancer), Jin (vocalist), dan J-Hope (main dancer, rapper).
Menurut informasi yang dilansir dari Yonhap News (17/12/2018), Army (sebutan untuk penggemar setia BTS), telah mengirimkan donasi dalam bentuk kebutuhan musim dingin diantaranya kaos tangan, kaos kaki, pakaian dalam, dan juga buah-buahan.
Seluruh donasi tersebut diberikan kepada The House of Sharing, sebuah kompleks tempat tinggal yang dibangun untuk para perempuan penyintas korban pelecehan seksual oleh militer Jepang pada masa Perang Dunia II.
Tempat ini pertama didirikan pada tahun 1992 oleh organisasi Buddha dan sejumlah lembaga swadaya masyarakat. Kemudian pada tahun 1998, The House of Sharing dipindahkan di lokasi yang lebih luas yaitu Gwangju.
Tak hanya tempat tinggal, pada lokasi yang baru tersebut juga dibangun Museum Perbudakan oleh Militer Jepang sebagai sarana edukasi sejarah bagi masyarakat umum.
Army sendiri, memulai donasi ini sejak tanggal 16 November lalu. Dilansir dari laman resmi The House of Sharing (24/11/2018), Army telah beberapa kali mengirim donasi. Baik Army domestik ataupun Army Internasional.
Hingga 24 November 2018, terhitung sebanyak 300 penggemar BTS yang telah berpartisipasi dalam donasi tersebut. Donasi dari negara lain diantaranya Amerika Serikat, Perancis, Jerman, Spanyol, Polandia, Austria, Malaysia, Indonesia, Filiphina, Australia, Uruguay, dan Costa Rica.
Dilansir dari Korea Times (17/12/2018), kampanye donasi ini digerakkan oleh Army Korea yang mencoba mengenalkan sejarah dari tragedi perbudakan seksual oleh militer Jepang pada masa Perang Dunia II melalui sosial media.
Inisiatif ini muncul usai salah satu personil yaitu Jimin, mendapat sebuah skandal terkait gambar pada T-Shirt yang ia kenakan tahun lalu yang dianggap telah menyinggung negara Jepang terkait isu penjajahan Jepang di Korea.
Atas skandal tersebut, beberapa konser BTS di Jepang terpaksa dibatalkan. Untuk meminimalisir isu ini, para Army akhirnya membuat inisiatif untuk melakukan kampanye atas nama Army bagi para korban perbudakan seksual yang pada masa Perang Dunia II.
Kampanye ini kemudian menjadi viral di twitter dan SNS dan membuat The House of Sharing mendapatkan kiriman donasi yang cukup banyak setiap bulannya.
Penulis: Syarifah Aini
Editor: Yantina Debora