tirto.id - Fakta terbaru soal penyebaran kasus monkeypox (cacar monyet) di Indonesia adalah konfirmasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI yang membenarkan seorang warga di Jawa Tengah (Jateng) yang dikategorikan sebagai suspek (dugaan) cacar monyet.
Pasien tersebut akan menjalani tes usap polymerase chain reaction (PCR) guna memastikan cacar monyet atau bukan. Hingga Kamis (4/8/2022) pukul 10.00 WIB Kemenkes memastikan belum ada kasus terkonfirmasi cacar monyet di Indonesia.
WHO menulis cacar monyet merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox, anggota genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae.
Cacar monyet adalah penyakit zoonosis virus yang terjadi terutama di daerah hutan hujan tropis Afrika Tengah dan Barat dan kadang-kadang diekspor ke daerah lain.
Cacar monyet biasanya muncul secara klinis dengan demam, ruam dan pembengkakan kelenjar getah bening dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi medis.
Cacar monyet biasanya merupakan penyakit yang sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung dari 2 hingga 4 minggu. Kasus yang parah dapat terjadi. Dalam beberapa waktu terakhir, rasio kasus kematian telah sekitar 3-6%.
Monkeypox ditularkan ke manusia melalui kontak dekat dengan orang atau hewan yang terinfeksi, atau dengan bahan yang terkontaminasi virus.
Virus cacar monyet ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak dekat dengan lesi, cairan tubuh, tetesan pernapasan, dan bahan yang terkontaminasi seperti tempat tidur.
Fakta Monkeypox Bukan Penyakit Gay, Bisa Menyerang Siapa pun
Beberapa kabar salah tentang cacar monyet adalahpenyakit LGBT tengah berkembang, menyusul kebijakan Kemenkes yang melakukan surveilans khusus kepada kelompok gay guna mencegah cacar monyet di Indonesia.
Terkait hal ini Epidemiolog dari Griffith Australia, Dicky Budiman menegaskan cacar monyet bukan penyakit khusus yang menginfeksi gay. Sejumlah negara melaporkan kasus cacar monyet juga menginfeksi perempuan dan anak-anak.
“Saya tegaskan cacar monyet bukanlah penyakit yang khusus menimpa kalangan gay, bukanlah penyakit yang khusus menimpa biseksual ataupun pekerja seksual,” kata Dicky saat dihubungi reporter Tirto, Selasa (26/7/2022).
Seseorang dapat tertular cacar monyet selama berkontak erat baik langsung maupun tidak langsung dengan penderita cacar monyet.
“Itu semua golongan, semua jenis kelamin, semua jenis pekerjaan dari berbagai kalangan masyarakat itu bisa terinfeksi,” ujar Dicky.
Fakta Monkeypox Bukan Termasuk Infeksi Menular Seksual
Kabar yang beredar juga mengatakan cacar monyet atau monkeypox masuk dalam kelompok infeksi menular seksual. Benarkah? Terkait hal ini Satgas Monkeypox PB IDI, Hanny Nilasari menyatakan pernyataan tersebut kurang tepat. Dia mengatakan infeksi cacar monyet tidak hanya terkonsentrasi pada kelompok pasangan sejenis atau karena hubungan seksual.
Menurut Hanny, banyaknya kasus pada kelompok itu disebabkan oleh kontak erat, yakni melalui sentuhan fisik dengan pasien cacar monyet.
"Kontak yang sangat erat dari kulit ke kulit atau mukosa ke mukosa itu justru bisa mentransfer virusnya," ucapnya.
Editor: Iswara N Raditya