tirto.id -
"Kalau itu maksudnya, menurut saya, keliru. Isu yang menimpa Pak Jokowi tidak teknis pada pilihan orang-orang itu. Sudah menjadi alam bawah sadar," kata Fahri, di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (30/8/2018).
Menurut Fahri, umat Islam terlanjur menilai kebijakan-kebijakan Jokowi selama menjadi presiden tidak berpihak kepada umat Islam, seperti kriminalisasi ulama.
"Itu garansinya tidak bisa di Pak Ma'ruf Amin atau di Pak Yusuf Mansur, garansinya di Pak Jokowi. Sebenarnya yang harus berubah itu Pak Jokowinya," kata Fahri.
Mantan aktivisi KAMMI ini pun menilai Jokowi dan timnya selama ini telah salah menilai arus gerakan umat Islam yang berkembang pesat di Indonesia hanya sebatas simbolik saja.
"Ali saja yang pake sorban itu sekarang bisa dituduh anti Islam sama orang gara-gara dia sendiri salah membaca maksud daripada gelombang," kata Fahri.
Kamis Kemarin (30/8) Ma'ruf Amin memastikan Yusuf Mansur menjadi bagian TKN-nya di Pilpres 2019. "Ya, ya. Pokoknya Yusuf Mansur ikut, ikut bersama," ujar Ma'ruf di kawasan Tugu Tani, Jakarta, Kamis (30/8/2018).
Yusuf Mansur sempat terlihat mendatangi kediaman Ma'ruf Amin di Koja, Jakarta Utara, sore tadi. Saat datang ke rumah Rais Am PBNU itu, Yusuf mengaku akan membahas tim kampanye Jokowi-Ma'ruf. Akan tetapi, Yusuf membantah sendiri pengakuannya ketika keluar dari kediaman Ma'ruf.
Belum diketahui apa peran yang akan diemban Yusuf Mansur di tim kampanye Jokowi-Ma'ruf. Saat ditanya ihwal posisi Yusuf Mansur, Ma'ruf mengaku lupa.
Ketua MUI nonaktif itu juga menyebut, tim kampanyenya dan Jokowi belum memilki ketua hingga kini. Nama ketua tim kampanye Jokowi-Ma'ruf sepenuhnya diserahkan kepada Jokowi.
"Saya lupa ya [posisi Yusuf Mansur]. Ya [sudah pasti bergabung tim kampanye]. Ketua timses belum tahu saya, nanti Pak Jokowi yang menetapkan," kata Ma'ruf.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Agung DH