tirto.id - Presiden Joko Widodo mengatakan pemberian tanda jasa kepada 53 orang termasuk dua mantan Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Fahri Hamzah sudah melalui pertimbangan yang matang oleh Dewan Tanda Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan.
"Ini penghargaan ini diberikan kepada beliau-beliau yang memiliki jasa terhadap bangsa dan negara dan ini lewat pertimbangan-pertimbangan yang matang oleh dewan tanda gelar dan jasa. Pertimbangannya sudah matang," kata Jokowi di Istana Negara, Kamis (13/8/2020).
Terkait pemberian penghargaan kepada Fahri Hamzah dan Fadli Zon, Jokowi mengaku keduanya memang kerap bersikap kritis terhadap pemerintah. Namun Jokowi mengatakan perbedaan pandangan politik tidak berarti bermusuhan dalam bernegara. Jokowi mengaku selama ini berteman baik dengan Fadli maupun Fahri meski keduanya hobi mengkritik terutama pada periode pertama Jokowi memimpin pemerintahan.
"Ya berlawanan dalam politik kemudian berbeda dalam politik ini bukan berarti kita ini bermusuhan dalam berbangsa dan bernegara. Ini lah yang namanya negara demokrasi. Jadi saya berkawan baik dengan pak Fahri Hamzah, berteman baik dengan pak Fadli zon. Ini lah Indonesia," kata Jokowi.
Di tempat yang sama, Fahri Hamzah menilai apa yang dilakukan Jokowi saat ini merupakan tugasnya sebagai kepala negara dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan. Politikus Partai Gelora ini pun menyinggung kebersatuan penting, apalagi di tengah situasi pandemi Covid-19.
"Itu yang tadi beliau sampaikan sebagai negara demokrasi kita harus bisa memelihara persatuan dan kebersamaan apalagi situasinya sekarang kan lagi covid dan sebagainya. Jadi saya kira itu lah momennya sekarang bagi kita semua untuk mempersatukan bangsa kita," ucap Fahri.
Sementara itu, Fadli Zon yang saat ini masih menjadi anggota DPR RI menganggap pemberian tanda jasa kepada dirinya sama juga sebagai penghargaan kepada rakyat yang menjaga demokrasi. Sebab, pemerintah dan legislatif punya pandangan yang sama untuk menjaga Indonesia.
"Ini sebuah juga kehormatan karena saya juga dan saudara Fahri dari pimpinan lembaga tinggi negara DPR yang mewakili rakyat tentu penghargaan ini sebetulnya adalah penghargaan untuk rakyat dan lembaga perwakilan rakyat artinya juga untuk demokrasi kita," jelas Fadli.
"Jadi kami ucapkan terima kasih atas pengakuan terhadap demokrasi kita dengan tadi berbagai perbedaan itu sebenarnya adalah potensi kita untuk maju dan tetap kuat," imbuh Fadli.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Bayu Septianto