tirto.id - Chafidz Yusuf sebagai Asisten Pelatih Ganda Putri PBSI, menyampaikan pendapatnya mengenai kiprah wakil ganda putri Indonesia di ajang Badminton Asia Championships (BAC) 2019. Tidak ada satu pun wakil ganda putri yang menembus final.
Seperti telah diketahui, dari empat pasang ganda putri yang dikirim ke Wuhan, Cina, tiga di antaranya langsung gugur di babak pertama (32 besar). Sementara satu wakil sisanya tersingkir di semifinal.
Pasangan peringkat 16 dunia, Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta, menjadi satu-satunya ganda putri Merah Putih yang menembus babak 4 besar. Mereka akhirnya terhenti oleh wakil tuan rumah Cina, Chen Qingchen/Jia Yifan.
Chafidz menilai jika Della/Rizki yang memiliki tipe permainan menyerang ternyata belum dapat mempertahankan fokus mereka di lapangan, apalagi jika tengah dalam posisi di bawah tekanan lawan.
"Kalau pola main memang cocok, tapi penyakit lamanya, belum bisa menemukan cara keluar dari tekanan, cari poin yang nggak gampang, daya tahan konsentrasinya masih belum dapet banget. Della/Rizki mengandalkan pola main menyerang, kalau nggak tembus, nggak mau lebih tahan untuk cari cara lagi," ungkap Chafidz Yusuf, dilangsir dari laman PBSI, Minggu (28/4).
Sementara itu, pasangan peringkat ke-5 dunia Greysia Polii/Apriyani Rahayu, yang secara mengejutkan langsung terdepak di babak pertama (32 besar).
Chafidz berpendapat jika Greysia/Apriyani tidak tepat dalam memilih pola permainan dengan karakteristik bola (shuttlecock). Di samping itu Greysia juga tengah mengalami masalah dengan tangannya.
"Memang tangannya Greysia sedang sakit sehingga tidak bisa maksimal. Mengomentari pertandingan mereka di babak pertama, Greysia/Apriyani kemarin belum bisa menerapkan permainan yang sesuai dengan kondisi bola yang berat. Kondisi bola yang berat atau ringan, bisa diakali dengan penerapan pola main yang benar," jelas Chafidz
Sedang untuk pasangan Yulfira Barkah/Jauza Fadhila Sugiarto serta Agatha Imanuela/Siti Fadia Silva Ramadhanti, Chafidz menganggap jika keduanya masih banyak tertinggal dari pasangan lain. Mereka juga kurang memiliki tekad yang kuat untuk menang.
“Yulfira/Jauza dan Agatha/Fadia harus sadar bahwa mereka masih tertinggal dengan yang lain. Apa yang sudah dilatih di latihan, tidak bisa keluar sama sekali di kejuaraan ini,” ujar Chafidz.
"Kemauan untuk menangnya yang belum dapat banget, padahal kemampuan mereka ini kalau dibarengi dengan keberanian dan kemauan untuk menang, menurut saya tidak beda jauh dengan yang level-level atas, setidaknya tidak gampang dikalahkan lah," imbuhnya.
Editor: Fitra Firdaus