Menuju konten utama

Erwin Aksa Sebut Pemerintah Terlalu Banyak Salahkan Ekonomi Global

Erwin Aksa menilai terlalu menyalahkan ekonomi global membuat Indonesia tertinggal dari negara-negara lain di Asia Tenggara.

Erwin Aksa Sebut Pemerintah Terlalu Banyak Salahkan Ekonomi Global
Keponakan Jusuf Kalla, Erwin Aksa menghadiri debat keempat pilpres 2019 di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019). tirto.id/Andrey gromicko

tirto.id - Pengusaha cum politikus Golkar Erwin Aksa menilai pemerintah terlalu banyak menyalahkan kondisi ekonomi global atas capaian pertumbuhan ekonomi yang hanya di angka 5,17 persen. Menurutnya, hal tersebut harusnya tak jadi dalih yang diucapkan terus-menerus.

Keponakan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang memutuskan mendukung Sandiaga Uno itu menilai, hal tersebut membuat Indonesia tertinggal dari negara-negara lain di Asia Tenggara.

"Jangan menyalahkan kondisi global. Kita lihat negara tetangga Vietnam bisa tumbuh kok 6-6,5 persen. Mereka mengandalkan investasi dalam dan luar negeri. Kita selama 4,5 tahun ini kehilangan momentum investasi," ujarnya di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Sabtu (13/4/2019).

Realisasi investasi dan penanaman modal tahun lalu memang gagal mencapai target Rp765 triliun. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan, modal yang masuk sepanjang 2018 hanya mencapai Rp721,3 triliun.

Padahal pada tahun sebelumnya, kinerja investasi bisa melampaui target sebesar Rp678,8 triliun dengan capaian sebesar Rp692,8 triliun.

Selain tak mencapai target, pertumbuhan investasi sepanjang tahun lalu juga melambat bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017. Jika pada tahun itu, total penanaman modal naik hingga 13 persen, pertumbuhan tahun 2018 hanya mencapai 4,1 persen.

"Ya, mudah-mudahan Prabowo-Sandi bisa memberikan suatu solusi buat perekonomian kita agar lebih baik, investasi lebih meningkat. Saya kira gagasan Prabowo-Sandi bisa diterima masyarakat. Bisa dieksekusi apabila terpilih," ucap Erwin.

Ekonomi jadi salah satu tema Debat Ke-5 Pilpres 2019 selain kesejahteraan sosial, keuangan dan investasi, serta perdagangan dan industri. Akan ada sodoran pertanyaan untuk capres dan cawapres terkait tema tersebut dari 10 panelis yang dihimpun oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Debat terakhir digelar di Hotel Sultan, Jakarta pada Sabtu (13/4/2019). Dalam debat ini, capres dan cawapres dari kedua kubu kembali dilibatkan secara bersamaan, seperti pada debat pertama.

Debat kali ini digelar empat hari menjelang Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres). Pilpres diikuti dua pasangan calon, sedangkan Pileg 2019 bakal diikuti sebanyak 20 partai plus 4 partai lokal Aceh. Hari pencoblosan berlangsung pada Rabu 17 April 2019.

Baca juga artikel terkait DEBAT PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Politik
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Dipna Videlia Putsanra