tirto.id - Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan biaya perawatan pasien terinfeksi virus Corona atau COVID-19 sangat mahal. Menurut data rumah sakit BUMN yang ia terima, biaya perawatan per orang bisa mencapai Rp105 juta untuk 2 minggu.
Bila pasien yang bersangkutan memiliki penyakit tambahan, maka biayanya membengkak hampir 2 kali lipat menjadi Rp215 juta per 2 minggu.
“Mahal banget. Jadi kalau bisa bukan enggak boleh sakit, tapi jangan sakit. Kita preemptive dengan pencegahan,” ucap Erick dalam diskusi virtual di akun Youtube tempo.co, Jumat (29/5/2020).
Pernyataan itu diucapkan Erick ketika menjelaskan situasi pandemi Corona atau COVID-19 yang belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Untuk vaksin sendiri, kata Erick, juga belum ada yang siap digunakan.
Kalau pun sudah ada, vaksin itu akan memakan waktu. Mulai dari produksi, distribusi, hingga penyuntikan ke pasien, kata Erick.
Akan tetapi, masyarakat saat ini mau tidak mau harus kembali beraktivitas. Sejalan dengan itu, pemerintah tengah menggodok skema pembukaan aktivitas kembali di tengah pandemi dengan sebutan kelaziman baru atau new normal.
Melihat mahalnya biaya perawatan pasien pandemi Corona, Erick mengimbau agar masyarakat tidak sampai jatuh sakit dalam beberapa waktu ke depan.
Di tengah belum siapnya vaksin, menurut Erick, masyarakat mau tidak mau harus disiplin agar tidak tertular pandemi Corona saat mulai beraktivitas normal lagi nanti.
“Jangan sakit. Lebih murah kita preemptive dari pada kita sakit,” ucap Erick.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz