tirto.id - Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan berdasarkan pemantauan indeks pengendalian COVID-19 secara mingguan terjadi penurunan.
Pada pekan ini ada 18 provinsi mengalami penurunan indeks pengendalian COVID, sehingga menjadi peringatan bagi pemerintah daerah untuk serius terhadap penanganan pandemi di wilayahnya.
“Indeks pengendalian pandemi di indonesia ada 18 provinsi mengalami penurunan skor indeks dan ini terutama di manajemen pengobatan,” katanya saat dihubungi, Kamis (30/9/2021).
Menurutnya, turunnya indeks khususnya pada manajemen pengobatan perlu segera direspons. Sebab dalam manajemen pengobatan ini berhubungan dengan angka kematian dan bed occupancy rate atau keterisian rumah sakit.
"Artinya ini serius. Karena ini indikator akhir. Ini yang harus dicermati Indonesia dan daerah-daerah. Karena kalau bicara manajemen pengobatan yang pada saat penyusunan ini dalam kelompok ini adalah masuk indikator-indikator untuk melihat dan mengukur situasi di akhir," katanya.
Dicky menyebut 18 provinsi yang mengalami penurunan indeks itu di antaranya adalah Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur.
Kemudian Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.
"Di 18 provinsi tadi menjadi alarm untuk membenahi manajemen penanganan pandemi. Tidak boleh longgar dan abai, tidak boleh merasa sudah mereda," kata Dicky.
Berdasarkan hasil monitoring indeks adanya penurunan performa penanganan di daerah ini, sehingga manajemen pengendalian terutama di level kabupaten dan kota harus dibenahi. Khususnya dalam peningkatan tracing, testing, dan treatment (3T)
“3T amat sangat mendasar, termasuk untuk mencegah potensi gelombang 3. Mencegah adanya varian baru. Ini yang harus dilakukan dengan penguatan aspek 3T,” ujarnya.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Zakki Amali