Menuju konten utama

Emas Keenam dari Silat untuk Indonesia Didapat dengan Dramatis

Iqbal berhasil mengalahkan pesilat Vietnam Nguyen Ngoc Toan dengan skor 4-1.

Emas Keenam dari Silat untuk Indonesia Didapat dengan Dramatis
Presiden Joko Widodo didampingi Menpora Imam Nahrawi dan Ketua Harian Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Edhy Prabowo meninjau latihan pelatnas pencak silat di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta, Senin (6/8/2018). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

tirto.id - Secara dramatis pesilat Indonesia Iqbal Pratama Candra berhasil membuat Indonesia meraih emas keenam pada cabang olahraga pencak silat di Asian Games 2018. Iqbal berhasil mengalahkan pesilat Vietnam Nguyen Ngoc Toan dengan skor 4-1.

Hasil ini sungguh di luar perkiraan sebab sampai awal ronde ke-3, Iqbal masih tertinggal 5-0. Penampilan Iqbal tak terlalu buruk, sebab selisih skornya tak berselisih dari dua poin.

Alhasil saat dia sukses melakukan bantingan pada detik 40, penilaian juri pun berbalik jadi 3-2 untuk kemenangan Iqbal. Sampai akhir laga ia bermain bertahan dan sesekali melakukan sapuan guntingan.

Ini adalah kemenangan secara beruntun dalam enam nomor yang dipertandingkan pada final cabor silat hari ini. Sebelumnya Puspa Arumsari berhasil menyumbang emas pada nomor seni tunggal putri.

Selang kemudian Yola Primadona Jampil dan Hendy juga memberi emas pada nomor seni ganda putra. Pada beregu putra emas di persembahkan Nunu Nugraha, Asep Yuldan Sani dan Anggi Faisal Mubarok.

Sedangkan pada pertandingan tarung putera emas dipersembahkan Aji Bangkit Saputra yang turun pada nomor 80 - 95 kilogram, Komang Harik Adi Putra nomor 65-70 kilogram.

Hari ini setidaknya masih ada satu lagi perebutan emas tersisa pada cabor pencak silat. Indonesia berpeluang besar merebut emas. Diharapkan Sarah Tria Monita pada nomor tarung putri 55-65 kilogram bisa meniru rekan-rekannya.

Baca juga artikel terkait ASIAN GAMES 2018 atau tulisan lainnya dari Aqwam Fiazmi Hanifan

tirto.id - Olahraga
Reporter: Aqwam Fiazmi Hanifan
Penulis: Aqwam Fiazmi Hanifan
Editor: Dipna Videlia Putsanra