tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mendata pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV tahun 2022 sebesar 5,01% secara tahunan (year on year/YoY). Hal tersebut tumbuh positif namun melambat jika dibandingkan triwulan III tahun 2022 mencapai 5,73%.
Kepala BPS Margo Yuwono menuturkan, faktor musiman menjadi penyebabnya perlambatan laju ekonomi pada kuartal IV tahun 2022. Hal ini menjadi bagian dari pola pertumbuhan ekonomi tahunan, dan umumnya secara tahunan laju perekonomian pada kuartal IV turun.
"Jadi jika melihat perkembangan secara pola ekonomi itu dari kuartal ke kuartal. Pola ini bisa terkait banyak hal, misalnya musiman atau event-event khusus seperti hari raya," tutur Margo dalam konferensi pers, Jakarta, Senin (6/2/2023).
Selain itu, pertumbuhan secara kumulatif (c to c), kinerja ekonomi Indonesia pada 2022 lebih menguat yaitu mencapai 5,31%. Dibandingkan sebelumnya, pada 2021 laju pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih rendah di angka 3,70%.
Sementara itu, Direktur Neraca Produksi BPS Puji Agus Kurniawan mengatakan, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan terjadi gejolak pertumbuhan sebesar -17,40%. Oleh karena itu, faktor musiman menjadi biang kerok perlambatan pertumbuhan pada kuartal IV tahun 2022.
Pada periode kuartal IV, sektor pertanian sedang mengalami musim tanam sehingga terjadinya penurunan yang jauh dalam jumlah produksi hasil pangan.
"Kalau melihat pertumbuhan ekonomi, faktor seasonalnya kita harus melihat q to q. Jadi kalau kita lihat di triwulan IV ini itu rendahnya kan hanya 0,36% itu karena penurunan yang terjadi di kategori pertanian karena musim," jelas Puji.
"Artinya kan yang sharenya besar kan tanaman pangan ya, ini kan baru masuk musim tanam, dia baru berproduksi di Maret atau April. Jadi kalau kita lihat triwulanan pasti di triwulan IV itu pertaniannya rendah, tapi nanti di triwulan I dan II dia mulai tinggi nah ini yang menunjukkan dia pola triwulanan, ada faktor musiman," tambah Puji.
Sektor lainnya yang mengalami pertumbuhan negatif adalah pada sektor listrik dan juga gas sebesar -0,78% qtq di kuartal IV.
Puji menjelaskan, laju negatif tersebut disebabkan intensitas dan masa waktu liburan sekolah yang lebih dominan terjadi di kuartal III, sedangkan libur sekolah akhir tahun porsinya juga ada yang diberlakukan pada kuartal I tahun 2023.
"Kalau penurunan di sektor pengadaan listrik dan gas itu alasannya karena kemarin di kuartal III, Juli, Agustus, dan September itu puncak aktivitas, ada liburan sekolah, jadinya liburan akhir tahun yang sekarang itu (kuartal IV) nggak semuanya di Desember, ada yang di awal Januari liburan nataru sehingga peningkatan yang terjadi di liburan saat kuartal 3 lebih tinggi dari pada kondisi liburan di kuartal 4," pungkasnya.
Selain itu, pada sektor lapangan usaha pada triwulan 4 tahun 2022 year on year, seluruh leading sector seperti industri tumbuh mengesankan di angka 5,64%, lalu perdagangan sebesar 6,55%, pertanian 4,51%, pertambangan 6,46% dan konstruksi sebesar 1,61%.
Leading sector khususnya konstruksi dinilai melanjutkan tren positif dan tumbuh sangat mengesankan dalam membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kemudian, lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah transportasi dan pergudangan di angka 16,99%, serta akomodasi makan dan minum sebanyak 13,81% yang didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat serta peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara.
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Reja Hidayat