Menuju konten utama

Dua Siswa Tewas Akibat Insiden Penembakan di SMA Kentucky AS

Seorang siswa laki-laki berusia 15 tahun ditangkap dan akan didakwa melakukan pembunuhan dan percobaan pembunuhan.

Dua Siswa Tewas Akibat Insiden Penembakan di SMA Kentucky AS
Penembakan di sekolah di Marshall County High School, Kentucky, AS. AP/Ryan Hermens

tirto.id - Enam belas orang terluka, dua di antaranya cedera serius, setelah seseorang melepaskan tembakan pada Selasa (23/1/2018) pagi waktu AS di Marshall County High School, Kentucky. Peristiwa ini juga mengakibatkan dua orang tewas.

Seorang siswa laki-laki berusia 15 tahun ditangkap di tempat kejadian dan akan didakwa melakukan pembunuhan dan percobaan pembunuhan, kata Gubernur Matt Bevin, seperti dikutip CNN.

Jaksa Wilayah Marshall Jeff Edwards mengatakan kemungkinan tersangka akan dikenai sanksi sebagai orang dewasa, namun namanya tidak akan dirilis kecuali jika dia didakwa.

Pihak berwenang mengidentifikasi korban tewas sebagai Bailey Holt dan Preston Cope, keduanya berusia 15 tahun. Bailey meninggal di tempat kejadian, sementara Preston meninggal di Vanderbilt University Medical Center di Nashville.

Komisaris Polisi Negara Bagian Richard W. Sanders menerangkan tersangka, yang dipersenjatai dengan pistol, masuk ke sekolah pada pukul 08.57 pagi dan mulai menembak. Panggilan pertolongan ke 911 pertama diterima dua menit kemudian.

Korban luka berusia antara 14 sampai 18 tahun, kata polisi negara bagian. Empat belas laki-laki dan enam perempuan.

Beberapa orang tua mengungkapkan, anak-anak mereka mengatakan bahwa penembakan tersebut dimulai di area umum sebelum kelas dimulai.

Missy Hufford mengatakan anaknya, Ethan (15) berlari ke gimnasium dan keluar dari gedung melalui pintu samping. Ethan kemdian menelepon dan meminta untuk dijemput.

"Saya tahu saat dia menelepon saya, dia berkata, 'Bu, ada penembakan.' Dan saya bertanya kepadanya apakah dia baik-baik saja, dan dia berkata, 'Saya sedang berlari',” katanya kepada CNN.

Orang tua lainnya, Misty Green mengatakan putrinya, Morgan, berada di area umum dan mendengar bunyi tembakan. Morgan baru menyadari apa yang sedang terjadi dan ikut berlari keluar dari gedung secepat sebisa mungkin.

"Dan para guru membantu anak-anak masuk ke tempat yang aman dan menolong mereka keluar dan sampai ke tempat yang aman," kata Green.

Daniel Austin, seorang siswa kebutuhan khusus berusia 17 tahun, kini dirawat di rumah sakit. Orang tuanya menelepon ponselnya terus-menerus sampai seseorang di ruang gawat darurat mengangkatnya dan berkata bahwa Daniel telah tertembak.

Ibunya, Andrea, bergegas ke rumah sakit, dan bingung mengapa ini terjadi.

"Guru mencintainya, pelajar mencintainya, saya tidak berpikir ada yang bisa mengatakan satu hal buruk tentang dia," kata Andrea Austin. "Dan itu bukan karena aku ibunya, semua orang mencintainya."

Austin mengatakan anaknya ditembak di lengan kanan, yang mungkin perlu diamputasi. Dia memuji kepahlawanan seorang siswa dan seorang guru, yang dengan cepat meraih Daniel setelah tembakan berhenti. Mereka membawa Daniel ke sebuah mobil dan mengantarnya ke rumah sakit.

Sanders, komisaris polisi negara bagian, mengatakan bahwa pihak berwenang sedang mendoakan korban. Pembantaian itu sangat berat pada responden pertama.

Di antara korban luka-luka tersebut, tiga siswa ditembak di kepala, kata Dr. Oscar Guillamondegui, direktur medis unit perawatan intensif trauma, kepada wartawan sebelumnya.

Tiga korban tetap berada dalam kondisi kritis di Vanderbilt dan satu korban berada dalam kondisi stabil di rumah sakit tersebut, kata polisi negara bagian.

Kekerasan di Marshall County, daerah pedesaan di dekat ujung barat Kentucky, mengejutkan Gubernur Matt Bevin. Sampai saat ini pihak berwenang belum memberikan kemungkinan motif penembakan ini.

"Tidak dapat dipercaya bahwa ini akan terjadi di sebuah komunitas kecil yang sangat dekat seperti Marshall County," kata Bevin dalam sebuah pernyataan. "Ini adalah tragedi yang luar biasa dan mengungkapkan patah hati yang muncul di komunitas kita."

Peristiwa ini juga mencuatkan kembali kenangan menyakitkan dari penembakan di sekolah tahun 1997 yang menewaskan tiga siswa di Paducah Barat. Sementara itu, serangan pada Selasa terjadi satu hari setelah penembakan di sekolah Texas.

Pada Senin (22/1/2018), seorang siswa perempuan berusia 15 tahun ditembak di kota Italy, Texas. Dia dibawa dengan helikopter ke sebuah rumah sakit di Dallas.

Tersangka, seorang pria berusia 16 tahun, "ditangkap dalam hitungan menit," kata pejabat kota. Motif untuk penembakan itu juga tetap tidak jelas.

Baca juga artikel terkait PENEMBAKAN atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Hukum
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari