tirto.id - Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia, Bambang Soesatyo menilai, mantan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya Tito Karnavian sebagai sosok yang piawai dalam bidang antiteror. Tito dianggap sangat tepat diangkat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
“Keputusan itu (pengangkatan Tito sebagai Kepala BNPT) sangat tepat dan penempatannya di BNPT,” kata Bamsoet, sapaan akrab politisi Partai Golkar ini, di Jakarta, Selasa (15/3/2016).
Bamsoet menilai, Tito sangat mumpuni dalam urusan terorisme ini. Pasalnya, pria kelahiran 26 Oktober 1964 ini memiliki segudang pengalaman di bidang antiteror. Misalnya, pada November 2009-Oktober 2010, Tito pernah menjabat sebagai Kepala Detasemen 88 (Densus 88) Antiteror Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri).
Bahkan, lanjut Bamsoet, saat menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya, Tito dapat menyelesaikan serangan teroris di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pu.sat hanya dalam waktu singkat. Karena itu, Bamsoet berharap saat menjabat Kepala BNPT, pria kelahiran Palembang tersebut mampu membereskan, merapikan dan mendisiplinkan pasukan antiteror.
Hal tersebut, lanjut Bamsoet, untuk dapat menghindari pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang terus menerus diduga dilakukan dalam proses penyergapan dan penangkapan terduga teroris.
“Kasus yang baru terjadi itu, menurut kami di Komisi III itu juga jadi catatan buruk bagi pemberantasan terorisme,” ujarnya.
Menurut Bamsoet, pihaknya setuju terorisme harus diberantas, ditekan dan dicegah, namun juga harus memperhatikan nilai-nilau HAM dan kepatutan.
Sebelumnya, Kepala Polri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti merotasi sejumlah perwira tinggi salah satunya pimpinan BNPT. Komisaris jenderal (Komjen) Saud Usman Nasution yang sebelumnya menjabat Kepala BNPT dimutasi menjadi perwira tinggi Bareskrim (nonjob) dalam rangka pensiun.
Sementara itu jabatan Kepala BNPT diserahkan kepada Irjen Tito Karnavian yang sebelumnya menjabat Kepala Polda Metro Jaya.