tirto.id - Ledakan bom di kawasan Terminal Bus Kampung Melayu yang terjadi pada Rabu (2/5/2017) malam sekitar pukul 21.00 kebetulan bersamaan dengan pawai obor oleh warga setempat. Apakah keduanya memiliki kaitan? Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Djarot Hidayat mengatakan tidak.
"Pawai obor itu kan maksudnya supaya hati kita terang dan kuat dalam menjalankan ibadah Ramadhan. Jadi, boleh-boleh saja dilakukan asalkan tertib. Tapi mungkin akan lebih baik jika dilakukan di masjid atau musholla," ujar Djarot kepada Antara saat melayat salah satu korban ledakan bom Bripda Imam Gilang Adinata (24) di Gang Kelingkit, Kelurahan Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (25/5/2017).
Menurut mantan wali kota Blitar itu, kegiatan pawai obor memang selalu dilakukan warga dalam menyambut bulan suci Ramadhan sebagai tanda penerang bagi seluruh hati umat manusia. Sementara itu, dia pun mengimbau seluruh unsur masyarakat, polisi dan TNI agar selalu bersama-sama meningkatkan kewaspadaan di wilayah DKI Jakarta.
"Kewaspadaan dini tetap harus ditingkatkan oleh seluruh unsur, baik masyarakat, kepolisian maupun TNI. Pengamanan berupa kamera pengawas atau CCTV di tempat-tempat keramaian juga terus kami tambah," ungkap dia.
Pada Rabu (24/5) pukul 21.00 WIB di toilet umum samping halte bis TransJakarta, Terminal Bus Kampung Melayu, Jakarta Timur, terjadi ledakan bom yang diduga bom bunuh diri. Ledakan terjadi dua kali dengan selisih waktu sekitar lima menit, yaitu pada pukul 21.00 WIB dan pukul 21.05 WIB.
Peristiwa itu mengakibatkan empat orang meninggal satu orang diduga pelaku dan tiga orang dan 11 orang (enam polisi dan warga sipil) korban luka-luka. Saat ini, korban luka-luka telah dirawat di empat rumah sakit, yakni RS Premier Jatinegara, RS Bhayangkara, RS Budhi Asih dan RS Hermina.
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan