Menuju konten utama

DIY Masuki Puncak Musim Hujan, Nelayan di Kulon Progo Tak Melaut

Sejumlah nelayan di Kulon Progo sudah 15 hari tak melaut akibat gelombang tinggi mencapai tiga meter.

DIY Masuki Puncak Musim Hujan, Nelayan di Kulon Progo Tak Melaut
Pengendara motor berusaha mendorong motonya yang mogok saat melintasi jalan yang terendam banjir di Pogung, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (29/11/2017). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menyatakan seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini mulai memasuki masa puncak musim hujan hingga awal Februari 2018.

Kepala Operasional Stasiun Klimatologi BMKG DIY, Djoko Budiono pada Minggu (21/1/2018) mengatakan, saat ini hingga dasarian pertama (sepuluh hari) Februari merupakan puncak musim hujan di DIY.

Selama masa puncak musim hujan, curah hujan di DIY bisa mencapai lebih dari 50 mm per hari atau 400 mm hingga 550 mm per bulan. Hujan dapat disertai dengan petir serta angin kencang, terutama sore hingga malam hari.

Menurut Djoko, hujan lebat yang terjadi selama beberapa hari terakhir juga dipicu munculnya "tekanan udara rendah yang cukup banyak di Samudera Hindia.

"Kondisi ini memperkuat masuknya angin muson Asia yang bersifat basah (membawa uap air yang besar) masuk ke wilayah Jawa yang sangat mendukung bagi pertumbuhan awan-awan hujan," kata Djoko.

Tekanan udara rendah di Samudera Hindia juga memicu kecepatan angin yg cukup kencang di selatan Yogyakarta. Kecepatan angin maksimum di pesisir selatan mampu mencapai 10-20 knot atau 18-36 km/jam dan menyebabkan tinggi gelombang cukup mencapai 2,5-3,5 meter.

Akibatnya, sejumlah nelayan Pantai Trisik dan Bugel di Kabupaten Kulon Progo, DIY sudah 15 hari tidak melaut.

"Kami sudah 15 hari tidak melaut. Soalnya ombak lagi besar disertai angin kencang," kata seorang nelayan Pantai Trisik Dwi Surya di Kulon Progo, Minggu (21/1/2017).

Ia mengatakan saat ini, sedang musim bawal dan layur, yang memiliki nilai jual sangat tinggi, khususnya bawal putih. Meski demikian, dirinya tidak memaksakan tetap melaut mengingat gelombang tinggi disertai angin kencang.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Biwara Yuswantana mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan potensi bencana, seperti longsor maupun banjir, akibat cuaca ekstrem menjelang puncak musim hujan.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, menurut dia, bencana longsor atau tanah bergerak serta banjir memang paling berpotensi saat puncak musim hujan.

Data peristiwa bencana di DIY yang dihimpun BPBD DIY, pada Sabtu (20/1/2018) menyebutkan di Kabupaten Bantul tercatat ada 37 titik pohon tumbang, satu tower Internet serta tiga tiang listrik roboh.

Di Kabupaten Kulon Progo, ada 23 titik pohon tumbang dan satu titik longsor, di Gunungkidul tercatat satu titik pohon tumbang, di Sleman 12 titik pohon tumbang dan Kota Yogyakarta tiga titik pohon tumbang ditambah satu tiang listrik roboh.

Baca juga artikel terkait CUACA EKSTREM

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra