tirto.id - Status darurat bencana banjir bandang mulai ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Gorontalo setelah sembilan kecamatan di daerah tersebut tergenang banjir. Bencana banjir kali ini merendam Kecamatan Limboto, Limboto Barat, Tolangohula, Tibawa, Asparaga, Bilato, Dungaliyo, Tilango dan Boliyohuto. Adapun banjir tersebut disebabkan meluapnya tiga sungai yaitu sungai Marisa, Sungai Bionga dan Sungai Moloopu.
"Warga yang rumahnya terendam banjir mencapai 3.000 kepala keluarga atau sebanyak 15.000 jiwa yang tersebar di sembilan kecamatan dan 20 desa di Kabupaten Gorontalo,"jelas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Doni Lahatie, sebagaimana dilaporkan Antara, Rabu (26/10/2016).
Sebagai langkah evakuasi, BPBD bersama unsur lainnya telah melakukan tindakan di sejumlah tempat yang mengalami banjir terparah seperti di Kecamatan Limboto Limboto Barat dan Tibawa. "Untuk penyaluran makanan siap saji sudah kita distribusikan, selain membuka dapur umum di sejumlah tempat terdampak banjir," kata Doni Lahatie.
Safwan Bano, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Gorontalo, menyatakan kantornya mendata ada 4.296 jiwa yang menjadi korban banjir di sembilan kecamatan itu. "Saat ini kami telah menyiapkan dapur umum di posko banjir yang terdapat di gedung Kasmat Lahay, Limboto, dan juga menyalurkan bantuan logistik kepada korban bancana banjir" kata Safwan.
Sementara itu, Wakil Bupati Gorontalo Fadli Hasan mengatakan Pemerintah Kabupaten Gorontalo akan terus melakukan tindakan tindakan strategis dalam menghadapi bencana banjir. Hujan yang melanda daerah itu sejak Selasa (25/10/2016) siang hingga sore hari menyebabkan sembilan Kecamatan di Kabupaten Gorontalo terendam banjir hingga lutut orang dewasa.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari