Menuju konten utama

Ditanya Motif Pembunuhan, Ryan Helmi Melantur Soal Reinkarnasi

Ryan Helmi yang berprofesi sebagai dokter kecantikan ini membawa senjata api setiap hari.

Ditanya Motif Pembunuhan, Ryan Helmi Melantur Soal Reinkarnasi
Dokter Helmi. FOTO/Istimewa

tirto.id - Untuk kali pertama, dokter Ryan Helmi berbicara kepada publik mengenai kejadian penembakan terhadap istrinya, Letty Sultri. Ketika ditanyai soal alasan, Ryan malah melantur tak jelas. Ia mengatakan bahwa penembakan istrinya adalah sebuah perintah.

Bahkan ia menyatakan "reinkarnasi" lah yang menyebabkan dirinya tega menghabisi nyawa istrinya itu. Ia juga menyatakan bahwa dirinya ingin mengejar Letty yang sudah meninggal.

"Semua yang mati pasti akan pindah ke tubuh yang lain. Jiwa Letty akan datang ke tubuh yang lain," kata Helmi, Jumat (10/11/2017).

Sampai sekarang, ia masih diperiksa di Direktorat Tindak Pidana Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Dari perkembangan pemeriksaan, Helmi yang berprofesi sebagai dokter kecantikan ini membawa senjata api setiap hari.

"Senjata tiap hari di bawa dia," ungkap Kanit II Subdit Jatanras, Kompol Ari Cahya Nugraha, Jumat (10/11).

Helmi mempunyai 2 jenis senjata api. Satu pistol jenis revolver, dan satu lagi pistol jenis FN (Five seveN). Berdasar penelusuran, baru dua bulan ini senjata itu berada di tangannya. Dari penuturannya, ia membeli senjata tersebut bukan untuk kepentingan membunuh seseorang.

"Hasil pemeriksaan sementara, pengakuannya buat bela diri. Tapi kita tidak percaya begitu saja," tandas Ari lagi.

Selain itu, Helmi juga terkonfirmasi memakai obat penenang bernama Benzodiazepin. Ari menerangkan bahwa Helmi memakai obat penenang karena depresi. Istrinya sudah menggugat cerai sejak bulan Juli kemarin.

"Karena stres mau digugat cerai oleh istri. Karena di tanggal 18 (November) ini putusan terakhir," jelas Ari.

Ari menyatakan, pihaknya belum membutuhkan dokter psikologi dalam memeriksa Helmi karena pelaku masih bisa menjawab pertanyaan penyidik dengan lancar.

"Tapi makin larut saat diperiksa dia bisa nangis sendiri, mungkin sebagai manusia biasa dia seharusnya menyesal," tuturnya lagi.

Baca juga artikel terkait PENEMBAKAN atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Hukum
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto