tirto.id - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ahmad Tauhid menilai, diskon tiket pesawat 50 persen dari Tarif Batas Atas (TBA) tak akan banyak berpengaruh terhadap deflasi.
Sebab, kenaikan inflasi yang sempat disebabkan oleh tiket pesawat sudah turun dengan sendirinya pada bulan Mei dan Juni lalu. Hal itu terjadi lantaran adanya keseimbangan baru di mana sebagian penumpang angkutan udara sudah berpindah ke moda transportasi darat dan laut.
Hal tersebut juga terlihat dari andil tiket pesawat terhadap deflasi di bulan Juni 2019.
"Kalau deflasi memang bukan karena tiket pesawat, tapi karena penumpang mulai turun dan sudah shifting ke kendaraan lain," ucapnya saat dihubungi Tirto, Selasa (8/7/2019).
Berdasarkan data BPS, harga tiket pesawat bulan lalu memang mengalami deflasi meski lazimnya mengalami inflasi di musim mudik. Pada sektor transportasi yang menyumbang deflasi sebesar 0,24 persen, tiket pesawat saat itu punya andil sebesar 0,04 persen.
Di samping itu, menurut Ahmad, pengaturan tersebut merupakan jalan tengah yang bisa diambil pemerintah dalam jangka pendek. Selain untuk memastikan keberlangsungan industri penerbangan, kebijakan itu juga lebih baik ketimbang mengundang maskapai asing masuk ke Indonesia.
Sebab, jika maskapai asing turut bermain dalam penerbangan domestik, kinerja neraca jasa akan makin buruk dan berimbas pada melebarnya neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD).
"Lagi pula, maskapai yang sekarang aja sudah kesulitan apalagi nanti kalau ada pemain baru masuk. Malah pada berguguran," imbuhnya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno