tirto.id -
Potensi bisnis konstruksi di Indonesia masih menjanjikan. Menurut Direktur Utama Waskita Karya I Gusti Ngurah Putra, alasannya kondisi geografis Indonesia begitu luas sehingga membutuhkan infrastruktur mapan untuk angkutan logistik. Ngurah menilai, target penurunan biaya logistik merupakan sasaran utama dalam skema pembangunan di dalam negeri sehingga masih butuh infrastruktur pendukung."Pengerjaan proyek infrastruktur tidak akan berhenti," ujar Ngurah usai memberikan keterangan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Kamis (9/5/2019).Ia menjelaskan, biaya logistik RI masih di atas 20 persen. Nilai tersebut masih lebih mahal dibanding beberapa negara di Asia. Bahkan negara-negara tetangga sudah berhasil menekan biaya logistik sampai 10 persen.
Langtaran itu, Ngurah berpendapat bisnis konstruksi dinilai masih menguntungkan. Bisnis konstruksi akan tetap menggeliat karena menjadi penentu tercapainya biaya logistik murah.
"[Program Pemerintah] kita jadikan peluang di perusahaan ini. Di dalam target pun masih kita cantumkan untuk memenuhi kinerja kita di 2019," jelas dia.
Dari penilaiannya tersebut, PT Waskita Karya Tbk tahun ini masih akan terus menggarap sejumlah proyek beberapa diantaranya tidak hanya infrastruktur. Tapi pembangunan sumber air bersih, properti dan migas.
"Meski kita ada anak perusahaan yang mulai masuk ke oil and gas. Pembangunan [konstruksi] tetap [utama]," kata dia.
Baca juga artikel terkait BISNIS KONSTRUKSI atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah
tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Agung DH
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Agung DH