tirto.id - Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Polana B Pramesti mengatakan, tarif tiket pesawat bisa lebih murah asal harga bahan bakar pesawat yaitu avtur turun.
"Harga tiket itu dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain nilai tukar, avtur, biaya-biaya jasa terkait. Kalau harga avtur turun otomatis komponen-komponen biaya tadi terpengaruh. Nanti kita lihat. Seharusnya mereka juga melakukan penyesuaian kembali ya," kata dia di gedung Kementerian Perhubungan, Rabu (13/2/2019).
Ia juga mengatakan sudah mengirim petugas dari Ditjen Perhubungan Udara untuk memantau harga tiket. Hasilnya, harga tiket masih di bawah peraturan menteri. Hal itu menguatkan prediksinya, faktor bahan bakar membuat tiket melambung.
"Memang saat ini harga tiket masih di bawah koridor yg ditetapkan oleh PM (peraturan menteri nomor) 14. Kemarin yang disampaikan oleh Presiden, airline yang menyebut harga avtur sudah 40 persen. Memang kami sekarang ini sedang dalam proses mereview, melakukan kajian kembali terhadap komponen-komponen, variabel-variabel yang mempengaruhi tarif dasar airlines," jelas dia.
Untuk mengatasi keluhan maskapai tersebut, dia menggelar rapat dengan PT Pertamina (persero) agar harga avturnya bisa disesuaikan.
"Sebenarnya kami sudah rapat dengan Pertamina Aviasi, mereka menyampaikan bahwa harga avtur mereka sudah kompetitif. Namun ada beberapa komponen harga yang sebenarnya bisa diturunkan. Tapi itu kan kewenangan kami. Barangkali nanti kewenangan Pertamina sendiri atau menteri ESDM," jelas dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menerima banyak keluhan terkait tingginya harga tiket pesawat untuk penerbangan di dalam negeri.
Menurut Presiden, tingginya harga tiket pesawat ini karena harga bahan bakar pesawat yaitu avtur di Indonesia ternyata sangat mahal.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali