tirto.id - Bupati Siak Syamsuar berang mengetahui ada upaya sengaja membakar patung diorama pengawal Sultan di dalam Istana Siak Sri Indrapura, Kabupaten Siak, Riau, Senin (8/1/2018) siang.
"Saya sangat mengutuk tindakan biadab dan tidak terpuji ini," ujar Bupati Siak Syamsuar.
Syamsuar mengaku kaget mendengar kabar itu dan tidak menyangka ada seseorang berani membakar peninggalan bersejarah tersebut. "Saya mendapat kabar mengejutkan sore tadi, ada oknum yang diindikasi sengaja membakar Istana Siak Asserayah Hasyimiah," ungkap Syamsuar.
Dia ingin pihak kepolisian mengusut kasus itu secara tuntas dan menangkap pelaku. Bila pelaku terbukti sengaja merusak salah satu warisan budaya milik Indonesia ini, maka pelaku diganjar hukuman setimpal.
"Saya telah berkoordinasi dengan semua jajaran terkait, termasuk pihak kepolisian, untuk segera mengusut kejadian ini dengan tuntas. Saya berharap pelaku dapat segera ditangkap," kata dia lagi.
Seperti dilaporkan Antara, Istana Siak terbakar pada Senin ini pukul 14.45 WIB. Kebakaran mengagetkan pengunjung dan petugas lantaran tiba-tiba api melalap karpet, patung diorama dan gorden di ruang tengah istana.
Kabar ini ramai di media sosial. Akun Instagram exploresiak mengabarkan foto-foto kebakaran di kompleks Istana tersebut pada Senin siang.
Istana Siak Sri Inderapura atau disebut juga "Istana Matahari Timur", merupakan kediaman resmi Sultan Siak. Istana ini mulai dibangun pada tahun 1889 dan selesai pada 1893 di masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim. Kompleks istana ini memiliki luas sekitar 32.000 meter persegi, terdiri dari empat istana yaitu Istana Siak, Istana Lima, Istana Padjang, dan Istana Baroe. Istana Siak sendiri memiliki luas 1.000 meter persegi.Istana Siak memiliki arsitektur bercorak Melayu, Arab, dan Eropa. Bangunannya terdiri dari dua lantai. Lantai bawah dibagi menjadi enam ruangan sidang: Ruang tunggu para tamu, ruang tamu kehormatan, ruang tamu laki-laki, ruang tamu untuk perempuan, satu ruangan di samping kanan adalah ruang sidang kerajaan, juga digunakan untuk ruang pesta.
Lantai atas terbagi menjadi sembilan ruangan, berfungsi untuk istirahat Sultan serta para tamu istana. Di puncak bangunan terdapat enam patung burung elang sebagai lambang keberanian Istana. Pada halaman istana masih dapat dilihat delapan meriam. Di sebelah kiri belakang istana terdapat bangunan kecil, dulu digunakan sebagai penjara sementara.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH