tirto.id - Pengangkutan sampah-sampah di kawasan konservasi bakau Kali Adem, Muara Angke, Jakarta Utara telah memasuki hari ketiga.
Wakil Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Ali Maulana Hakim menyampaikan, kegiatan yang dimulai sejak Sabtu pekan lalu itu telah mengurangi 40 ton sampah bercampur lumpur yang ada di area tersebut.
"Sampai siang ini sudah 40 ton sampah yang diangkut," ungkapnya saat dihubungi, Senin (19/3/2018).
Dinas lingkungan hidup juga telah menambah alat berat berupa ekskavator spider untuk membantu pengeruk sampah-sampah yang bercampur lumpur tersebut. Pengerukan yang dimulai sejak pukul 08.30 WIB pagi tadi, diperkirakan akan berakhir pukul 15.30 WIB, kata Ali.
Lantaran berada di kawasan perairan, sampah-sampah tersebut diangkut menggunakan empat perahu fiber berisi belasan petugas prasarana dan sarana umum (PPSU).
Sampah-sampah yang telah bercampur lumpur dan mulai mengeras dikeruk menggunakan ekskavator amphibi yang didatangkan sejak Minggu pagi. Sementara pemindahan sampah ke atas kapal menggunakan ekskavator spider dan keranjang-keranjang besar yang dibawa PPSU.
Dari perahu tersebut, sampah-sampah akan dipindahkan ke truk-truk pengangkut yang berada di dermaga kali adem dan nantinya akan berakhir di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu yang dikelola Pemprov DKI di Bantargebang.
Menurut Ali, penumpukan sampah di wilayah konservasi bakau disebabkan rob serta angin muson barat yang menghanyutkan sampah-sampah di laut dari berbagai daerah.
Selain itu, ada pula sampah-sampah yang berasal dari 12 muara sungai Jakarta, serta muara sungai dari kota penyangganya.
"Sebagian besar sampah rumah tangga yang terbawa lalu masuk karena angin barat," ucap Ali menambahkan.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yandri Daniel Damaledo