tirto.id - “Bersih”, “Transparan” dan “Profesional”. Itulah kata yang selalu diulang-ulang oleh pasangan calon gubernur nomer dua, Basuki Tjahaja Purnama saat menyampaikan visi misi di acara debat cagub-cawagub DKI yang dilaksanakan di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (27/1/2017).
Seperti diketahui “Bersih”, “Transparan” dan “Profesional” jika diakronimkan menjadi BTP, sama seperti nama singkatannya “Basuki”, “Tjahaja”, “Purnama”. Saat debat perdana lalu yang membahas tema sosial ekonomi, lapangan pekerjaan, kemiskinan, Ahok mengucapkan entri “BTP” sebanyak dua kali.
Hal sama juga dia ungkapkan pada debat kedua pada malam ini. Ahok mengucapkan tagline BTP itu dua kali. “Kami percaya dengan adanya birokrasi yang bersih, transparan, dan profesional tadi, tentu penataan kota bisa kami lakukan dengan baik.”
Pada kalimat penutupnya pun Ahok mengeluarkan jurus sama: “Kami yakin kalau pemimpinnya lurus, bagus dengan bersih, transparan, profesional, seluruh penataan kota akan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh warga Indonesia. Terima kasih.”
Lantas kata apa saja yang sering diucapkan Ahok saat penyampaian visi misi di debat kedua kali ini? Setelah membuang stopword dan hanya memasukan kata-kata penting yang memiliki makna, maka entri yang sering muncul adalah: “pelayanan” 5 kali, “penataan” 5 kali, “warga“ 3 kali dan “kinerja” 3 kali.
Pada visi misinya kali ini, Ahok memang terlihat lebh mentitikberatkan pada kata kunci “pelayanan” dan “penataan”. Dalam konteks “pelayanan” Ahok bahkan memulai kalimat pembukanya di awali dengan soal terkait Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP).
“Orang suka bertanya, kenapa badan pelayanan, bukannya itu kan maksudnya perijinan terpadu satu pintu? Kan beda.“
“Kalau perizinan itu, warga datang kepada kami. Kami seolah-olah seperti yang berkuasa, memberi izin atau tidak memberi izin. Tapi kalo kita berbicara pelayanan, maka ketika warga datang, wargalah atasan kami. Kami melayani.”
Jika diskoringkan dengan Tf-IDF maka kata kunci “pelayanan” ini jadi mendapat pembobotan tertinggi dengan skor 0,015.
Kata kunci muncul selanjutnya adalah “penataan”. Skoring pembobotan “penataan” pun tetap sama yakni 0,015. Selama satu menit durasi sisa, Ahok lebih sering mengucap kata ini. “Apa sih hakikat sebuah “penataan” kota? “Penataan kota” berbicara, tugas kami adalah mengadministrasi keadilan sosial. [..] ‘penataan’ kota yg kami lakukan, harus membuat warganya itu tidak memerlukan banyak transportasi. [..] kalo pemimpinnya lurus, bagus dengan bersih, transparan, profesional, seluruh ‘penataan’ kota akan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh warga Indonesia. Terima kasih.”
Penulis: Aqwam Fiazmi Hanifan
Editor: Aqwam Fiazmi Hanifan