tirto.id - Berpindah tempat tinggal adalah hal yang umum dalam peradaban manusia. Salah satunya adalah diaspora, di mana orang-orang yang telah menetap di satu tempat dalam jangka panjang kemudian keluar dari wilayah itu. Diaspora juga merujuk pada mereka yang menetap di luar daerah nenek moyangnya.
Salah satu kelompok yang berdiaspora adalah orang Tionghoa atau bisa disebut orang Cina diaspora. Kedigdayaan Cina saat ini tak akan terjadi tanpa bantuan dari kaum diaspora mereka. Hal ini bisa dilihat dari booming investasi asing yang luar biasa selama 3 dekade terakhir.
Nilai FDI Cina melesat tajam dari $600 juta pada 1983 menjadi $40 miliar pada 2000. Angka ini melonjak lagi jadi $117,6 miliar pada 2013. Diprediksikan hampir 70 persen FDI di Cina datang dari diaspora Tionghoa di berbagai penjuru dunia.
Rerata persentase pertumbuhan penduduk Cina dalam kurun 2000-2015 memang hanya 0,57 persen, sedangkan etnis Tionghoa yang berdiaspora berkisar 1,2 persen. Tapi karena penduduk Cina saat ini berkisar 1,37 miliar otomatis 0,57 persen nya pun cukup besar. Pertumbuhan penduduk di Cina per tahun mencapai 7,4 juta orang, sedangkan peningkatan etnis Tionghoa di luar Cina dan Taiwan sekira 400 ribu per tahun.
Data OCAC Taiwan mencatat ada lebih dari 42,5 juta orang Tionghoa yang berdiaspora ke luar Cina dan Taiwan. Data terbaru 2014 mencatatkan Indonesia sebagai negara dengan etnis Tionghoa terbanyak di dunia. Ada lebih dari 8,36 juta etnis Tionghoa di sini. Di bawah Indonesia, ada Thailand dengan 7 juta jiwa, Malaysia 6,58 juta orang, Amerika Serikat 4,55 juta, dan Singapura 2,87 juta.
Meski jumlah populasinya terbesar, persentase etnis Tionghoa di Indonesia amatlah kecil, hanya 1,2 persen dari keseluruhan penduduk Indonesia. Angka ini masih kalah ketimbang AS (1,4 persen), Thailand (10 persen), Malaysia (22,6 persen), atau Singapura (74,2 persen).
Yang menarik, meski jumlah orang Cina diaspora di Indonesia paling banyak, investasi asing yang masuk ke Cina dari mereka tidaklah besar. Orang Cina Indonesia "hanya" menyumbang investasi sebesar $78 juta. Malaysia yang jumlah orang Cinanya lebih sedikit bisa menyumbang investasi sebanyak dua kali lipat angka itu.
Ternyata, jumlah FDI tak berbanding lurus dengan jumlah populasi diaspora, melainkan persentasenya di setiap negara. Semakin besar persentase diaspora Cina di satu negara, akan makin besar pula sumbangan investasi asing dari negara itu ke Cina. Kita dapat melihatnya dari data FDI dan persentase orang Cina diaspora di Indonesia, Thailand, Malaysia, Amerika Serikat, dan Singapura.
Malaysia memang punya jumlah Cina diaspora yang lebih kecil dari Indonesia. Tapi lihatlah persentasenya. Proporsi orang Cina diaspora di Malaysia adalah 0,13 persen, dua kali lipat dari persentasenya diaspora Cina di Indonesia yang hanya 0,065 persen.
Di Singapura, diaspora Cina mencapai 74 persen dari seluruh penduduk. Data terbaru dari National Bureau of Statistics of China mencatat pada 2014 lalu investasi yang masuk dari Singapura mencapai $5,8 miliar atau setara dengan 4,8 persen dari total FDI keseluruhan.
Angka ini memang cenderung kecil ketimbang FDI Singapura di Cina beberapa tahun sebelumnya, rerata FDI Singapura dalam kurun 2009-2013 berkisar 5,4 persen. Meski kecil, angka ini sudah cukup membuat Singapura didapuk jadi negara investor kedua terbesar setelah Hongkong yang FDI nya mencapai 75 persen.
Selain itu, ada pula Amerika Serikat yang menyumbang 1,98 persen atau setara $2,3 miliar. Sama seperti Singapura, investasi dari Amerika Serikat terjadi penurunan pada 2014 ketimbang tahun-tahun sebelumnya yang pada 2009-2013 reratanya berkisar pada 2,32 persen.
Tapi, meski pada beberapa negara persentasi diaspora Cina di satu negara berbanding lurus dengan jumlah investasi negara tersebut ke Cina, di negara-negara lain tak ada hubungan antara kedua variabel itu. Korea Selatan, Jepang dan Jerman, meski populasi etnis Tionghoa sedikit, angka FDI mereka di Cina cukup tinggi.
Tapi lagi-lagi, persentase FDI negara non-banyak etnis Tionghoa ini tidak begitu banyak, tidak lebih dari 10 persen saja. Hampir 90 persen penyumbang FDI Cina tetap dipegang oleh negara-negara yang memiliki akar kekerabatan cukup tinggi yang di antaranya ditunjukkan lewat persentase populasi etnis Tionghoa. Contohnya Hongkong, AS, dan negara-negara di Asia Tenggara. Meski demikian, belum ada data yang menunjukkan bahwa penanam modal di Cina adalah (perusahaan yang dimiliki) orang-orang Cina diaspora.
Adapun Overseas Community Affairs Council (OCAC) Taiwan memiliki data detail berapa banyak modal yang ditanam oleh etnis diaspora Tionghoa yang masuk ke Taiwan. Rerata nilai investasi etnis Tionghoa (individual) yang masuk ke Taiwan dalam kurun 2005-2015 mencapai $21,62 juta atau 0,31 persen dari FDI Taiwan keseluruhan.
Penulis: Aqwam Fiazmi Hanifan
Editor: Maulida Sri Handayani