Menuju konten utama

Di Balik Lolosnya Artis YG Entertainment dari Jerat Hukum

Anak-anak asuh agensi hiburan YG Entertainment seringkali lolos dari jeratan hukum meskipun telah berkali-kali terjerat kasus narkoba.

Di Balik Lolosnya Artis YG Entertainment dari Jerat Hukum
Choi Seunghyun T.O.P "BIGBANG". FOTO/Istimewa

tirto.id - Tiga hari setelah penangkapan pada tanggal 1 Juni 2017 lalu, T.O.P BIGBANG menulis sebuah surat permintaan maaf terkait kasus ganja yang menjeratnya. Dua hari kemudian, anggota tertua BIGBANG ini dikabarkan kritis karena overdosis obat penenang.

“Aku merasa sangat malu terhadap diriku dan aku minta maaf. Aku sangat menyesal dan sangat takut. Aku telah melukai hati kalian, dan aku pantas untuk dihukum,” tulisnya dalam surat tersebut.

Akibat depresi terhadap kasus hukum yang menjeratnya, T.O.P diduga mengonsumsi obat penenang jenis benzodiazepine secara berlebihan. Akibat tindakan tersebut ia harus dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi tak sadarkan diri.

Tim dokter Ewha Womans University Mokdong Hospital pada Rabu (7/6/2017) siang waktu Korea Selatan membeberkan kondisi kesehatan sang rapper. Mereka menyatakan T.O.P masuk rumah sakit dibawa oleh tiga rekannya pada Selasa (06/06) pagi, dalam keadaan pingsan. Ia baru merespons setelah diberikan stimulasi kejutan yang kuat.

Hasil pemeriksaan mendapati tekanan darah T.O.P sangat tinggi dan detak jantungnya sangat cepat. Kadar kandungan oksigen dalam aliran darahnya sangat rendah, berbanding terbalik dengan tingginya karbon dioksida masuk dalam level sangat membahayakan. Kondisi ini yang kemudian membuat T.O.P jadi sulit bernapas. Pada Rabu (7/5/2017) siang ia dikabarkan sudah sadarkan diri.

Keterlibatan T.O.P dalam kasus penggunaan ganja ternyata sudah dicium pihak kepolisian dari tahun lalu. Hal tersebut bermula dari penangkapan Yang Seung Ho alias XIN, mantan stylist girlband 2NE1 sekaligus teman dekat BIGBANG karena penggunaan obat ilegal pada Maret 2016.

XIN tertangkap tengah merokok ganja saat berada di Tokyo, Jepang. Sebelumnya, ia juga pernah tertangkap menggunakan kokain di Los Angeles, California pada April 2014. Dari penangkapan yang kedua, polisi mencurigai keterlibatan beberapa idol Korea karena kedekatan XIN dengan mereka.

Walau hingga akhir pemeriksaan tak ada nama idol yang dipublikasi, akan tetapi kejadian ini menjadi gerbang terkuaknya penggunaan ganja oleh T.O.P. Ia diduga memiliki keterlibatan, hanya saja pihak berwajib belum ada cukup bukti untuk memaksanya melakukan tes narkoba. Polisi kemudian mulai melakukan investigasi terhadap pria yang memiliki nama asli Choi Seung Hyun ini.

Pada Maret 2017 polisi menginvestigasi Han Seo Hee atas kasus penggunaan obat-obatan terlarang. Han merupakan mantan trainee dari JYP Entertainment, Source Music, dan Jellyfish Entertainment. Sebelumnya, wanita ini diketahui gagal debut sebagai idol dari girlband GFRIEND dari ource Music dan Gugudan dari Jellyfish lantaran masalah personal.

Polisi mengungkap, Han menggunakan ganja untuk menghilangkan stres yang dialami. Dari pemeriksaannya, diketahui Han seringkali “ngeganja” bersama di rumah T.O.P dalam 3 kesempatan antara 9-12 Oktober 2016. Berbekal bukti tersebut, polisi kemudian memberikan tes narkoba kepada T.O.P dan hasilnya positif.

infografik narkoba YG entertainment rev

T.O.P, rapper sekaligus aktor yang sering berperan antagonis ini sejatinya sedang menjalani wajib militer terhitung sejak Februari 2017 lalu. Ia ditempatkan di pos kepolisian Gangnam pada 6 Maret 2017 dan akan mengakhiri masa ujian menjadi polisi wajib militer pada 25 Oktober mendatang.

Namun, saat 1 Juni kasusnya tersebar ke publik, ia dinonaktifkan selama tiga hari dari tugas kemiliteran. Ia dianggap tak layak menjalankan jabatan di departemen kepolisian dan akan dipulangkan. Walau begitu, ia masih dianggap sebagai polisi wajib militer, hanya saja waktu siaga di rumah tidak dihitung masa wajib militer.

Masa wajib militernya akan ditentukan berdasar hukuman yang diterima. Jika T.O.P menerima hukuman lebih dari 18 bulan, dia akan dipecat dari kemiliteran. Tapi jika hukumannya lebih rendah dari 18 tahun, maka ia akan menyelesaikan sisa tugas wajibnya saat dibebaskan.

Namun, sesuai hukum yang berlaku di Korea, jika terbukti bersalah, seharusnya T.O.P diganjar lima tahun kurungan atau denda sebanyak 50 juta won. Jumlah tersebut setara dengan $44.560 atau sebanyak Rp593 juta.

Anak-anak Emas

Sebelum T.O.P, sudah ada sederet skandal narkoba yang menjerat anak-anak asuh YG Entertainment. Kasus yang paling lama menjerat salah satu member 2NE1, Park Bom pada tahun 2010. Mantan member dari 2NE1 ini terjerat kasus penyelundupan obat ilegal. Ia diduga menyelundupkan 82 tablet amfetamin dari Amerika yang disamarkan dengan dibungkus jelly dan dikirim via jasa kurir Fedex.

Penyelundupan ini diketahui saat paket berada di bandara Incheon, Korea. Setelah penyelidikan selama 42 hari, kepolisian menutup kasus ini dan Bom tak menjalani dakwaan apapun. Di tahun 2014, saat berita ini santer, YG memberikan klarifikasi penggunaan obat oleh Bom dikarenakan pengobatan atas trauma akibat kematian salah seorang temannya. Di Amerika, tempat dimana Bom berobat, amphetamin legal digunakan, tapi tidak di Korea.

Yang terbaru sebelum kasus T.O.P adalah kasus rokok ganja yang juga menjerat G-Dragon, Leader BIGBANG di tahun 2011. GD berdalih, telah dijebak oleh temannya saat sedang mabuk parah dan tak menyadari rokok yang ditawarkan adalah ganja. Walau terbukti menggunakan ganja, jaksa memutuskan untuk tidak memperkarakannya di pengadilan.

Meski sudah berkali-kali terjerat kasus narkoba, anak-anak YG Entertainment ini hanya mendapatkan hukuman yang minimal, atau malah lolos dari jeratan hukum. Kabarnya, hal ini berkaitan dengan koneksi yang dimiliki YG dengan salah satu orang kepercayaan presiden Park Geun Hye saat itu, yakni Choi Soon Shil.

Kedekatan YG dengan Choi ini dibeberkan salah satu media Korea, Dispatch dalam beberapa bukti. Pada tanggal 4 November mereka menurunkan berita eksklusif mengenai proyek-proyek yang dipegang YG karena kedekatannya dengan orang pemerintahan. YG Entertainment beberapa kali bekerja sama dengan Kementerian budaya, olahraga, pariwisata, dan Sains dalam proyek sosial hingga budaya dan wisata.

Misalnya saja peresmian organisasi non profit “MUJU YG” pada Maret 2014. Lalu pengadaan "Global Y Generation Movement" project di Indonesia pada Januari 2016. Selanjutnya pembangunan "Play Kpop" di Pulau Jeju. Terpilihnya BIGBANG sebagai ambassador terhormat "Creative Korea", mereka kemudian aktif sebagai "Creative Icon" dari tahun 2016 Rio Summer Olympics hingga 2018 Pyeongchang Winter Olympics.

Terakhir, pada Januari 2015 YG Entertainment berinvestasi kurang lebih $92 juta ke kota Uijeongbu dengan tujuan mengembangkan kompleks "Kpop Cluster". Dalam "Uijeongbu Comprehensive Culture Complex Development", perwakilan resmi dari Uijeongbu mengatakan memiliki koneksi personal dengan YG.

“Jadi kita menginginkan mereka untuk bergabung dalam bisnis ini. Ketika culture complex ini dibuat, menurut kontrak akan banyak yang dijual kepada YG,” kata sumber tersebut dalam konfirmasinya kepada Dispatch tanggal 4 November 2016.

Padahal, menurut hukum Korea, ketika pemerintah ingin menyewa kontraktor, mereka harus melalui public bidding untuk menghindari kecurangan. Contohnya, saat agensi lain, yakni SM Entertainment melakukan public bidding untuk memenangkan Coex Artium untuk membangun SM Town Theme Park pada tahun 2012 silam.

Mudahnya YG mendapatkan proyek-proyek dengan pemerintahan diperkuat dengan pernyataan anggota Kongres, Ahn Min Suk pada tanggal 3 November 2016. Ia mengatakan, Choi Soon Sil dan Jang Shi Ho sengaja disusupi ke dalam industri entertainment dan telah dipengaruhi oleh suatu agensi.

Kedekatan YG dan Choi inilah yang diduga dimanfaatkan untuk meloloskan dakwaan hukum para anak-anak YG. Sayangnya, untuk kasus kali ini, T.O.P kemungkinan tak akan bisa menghidar seperti teman-temannya terdahulu. Sebab, Choi Soon Sil telah didakwa melakukan kolusi bersama Presiden Park sehingga yayasannya mendapat dana bantuan senilai Rp 803 miliar. Akibat kolusi ini juga Presiden Park akhirnya dimakzulkan.

Baca juga artikel terkait K-POP atau tulisan lainnya dari Aditya Widya Putri

tirto.id - Hukum
Reporter: Aditya Widya Putri
Penulis: Aditya Widya Putri
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti