tirto.id - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyinggung ada sengkuni dalam perpolitikan di Indonesia. Menurut dia, sengkuni tersebut suka menyebar kebohongan dan pandai memecah belah. Namun, Hasto enggan menyebut siapa sengkuni yang ia maksud tersebut.
Hal itu disampaikan Hasto dalam acara Gebyar Wayang Kulit 2019 di Tugu Proklamasi, Jakarta, Sabtu (20/7/2019) sebagai syukuran kemenangan Jokowi-Maruf dan HUT 46 PDIP.
Menurut Hasto, cerita pewayangan bisa membuat masyarakat belajar mengenai karakter tokoh yang bisa menjadi panduan sebagai seorang pemimpin.
"Kita bisa melihat yang namanya Yudisitira darahnya putih, seorang yang benar-benar dikawal oleh punakawan itu, Semar, Gareng, Petruk lan Bagong itu mencerminkan kesatupaduan antara pemimpin dan rakyatnya," kata Hasto saat memberikan sambutan.
"Kita juga bisa melihat ada sosok yang selalu mengacaukan dengan strategi-strategi licik, memecah belah, ahli hoaks, sengkuni, saya tahu siapa yang bapak ibu tertawakan sebagai sosok sengkuni itu," lanjut Hasto.
"Saya tahu siapa yang bapak ibu tertawakan sebagai sosok sengkuni itu," lanjut Hasto.
Di saat yang sama, Hasto menyebut tidak sedikit masyarakat yang mulai melupakan kebudayaan Indonesia dan justru lebih mengedepankan budaya asing. Padahal, menurut dia, kebudayaan Indonesia begitu berwarna, beraneka rupa, dan ekspresif.
"Karena itu lah wayang ini kita laksanakan sebagai komitmen PDI Perjuangan sebagai bagian dari gerak kebudayaan," kata Hasto.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Alexander Haryanto