Menuju konten utama

Desain Penataan Jangka Menengah Tanah Abang Diumumkan Februari

Menurut Sandiaga Uno, penataan Tanah Abang akan mencakup pembangunan sky bridge yang menyambungkan Stasiun Kereta Api di Jalan Jati Baru Raya dengan Blok F dan G Tanah Abang.

Desain Penataan Jangka Menengah Tanah Abang Diumumkan Februari
Sejumlah tenda pedagang kaki lima (PKL) berdiri di Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang, Jakarta, Jumat (22/12). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyebut desain jangka menengah penataan Tanah Abang akan rampung dalam dua pekan atau pada bulan Februari. Desain penataan tersebut juga akan dipresentasikan sebelum diterapkan.

"Sebetulnya sudah siap dipresentasikan penataan (Tanah Abang) jangka menengah. Kan kita ada tiga tahap. Jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Jangka menengahnya ini sudah hampir rampung," ungkapnya di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (29/1/2018).

Ia melanjutkan, penataan itu akan mencakup pembangunan sky bridge yang menyambungkan Stasiun Kereta Api di Jalan Jati Baru Raya dengan Blok F dan G Tanah Abang.

"Ini yang sempat kita waktu itu bicarakan mengenai sky bridge. Jadi sky bridge-nya rencananya bisa kita kelola dengan baik. Ini juga selaras dengan rencana relokasi para pedagang dari Blok G ke tempat penampungan sementara," kata mantan ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia tersebut.

Saat ini Pemprov masih memberlakukan penataan jangka pendek Tanah Abang dengan menutup Jalan Jati Baru Raya dan menjadikannya tempat PKL berdagang.

Sandiaga juga bersikukuh tak akan mengubah desain penataan jangka pendek tersebut. Hasil survei dan evaluasi yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta menunjukkan kebijakan itu memperlihatkan dampak positif pada Minggu kedua sejak diberlakukan berupa berkurangnya kemacetan.

Data itu dihimpun dari aplikasi waze juga menunjukkan adanya penurunan aduan kemacetan di Tanah Abang, menurut Sandiaga. Ia bahkan meminta agar para pengkritik kebijakan penataan Tanah Abang menunjukkan data soal kemacetan di wilayah itu sebagai dampak negatif setelah penutupan Jalan Jati Baru Raya.

"Data will not lie (tak akan bohong). Dibilang kemacetan bertambah, ya, please convince me (mohon yakinkan saya), how (bagaimana) kemacetan bertambah kalau datanya menunjukkan seperti ini," kata dia dalam konferensi pers penataan kawasan tanah Abang di kantor Jakarta Smart City, Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (5/1/2018) dua pekan lalu.

Dia mengakui data tersebut memang belum sepenuhnya valid. Sebab, menurut Sandiaga, "Ini masih musim liburan dan belum benar-benar efektif." Sandiaga juga tak menyangkal jika banyak kekurangan di masa awal penerapan kebijakan penataan Tanah Abang tersebut. Tapi hal itu bukan berarti pola penataan yang telah dirancang Pemprov DKI harus diubah.

Apalagi, Sandiaga meyakini bahwa penolakan-penolakan, yang selama ini diberitakan oleh media, hanya merupakan representasi dari warga yang terdampak di sekitar kawasan Tanah Abang.

"Kita punya data yang sahih dan di sini, seperti teman-teman yang meng-cover kampanye saya tahu, saya hanya percaya survei yang saya kerjain sendiri. Karena kalau survei yang tempat lain, ya saya enggak tahu, ya gitulah, enggak usah diperpanjang," ujarnya.

Baca juga artikel terkait PENATAAN TANAH ABANG atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yantina Debora