Menuju konten utama

Demonstran Bagi Makanan, Karyawan Kantor Pulang Lebih Awal

Demonstran berkeliling menyebarkan bantuan logistik berupa makanan dan minuman kepada massa yang terus berorasi dan berjalan menuju Istana Presiden. Di sisi lain, demo 4 November ini menyebabkan sebagian karyawan yang berkantor di sekitar tempat dilaksanakannya unjuk rasa memilih pulang lebih aman.

Demonstran Bagi Makanan, Karyawan Kantor Pulang Lebih Awal
Relawan dari membagikan air minum dan minuman saat demo 4 November di Jakarta, Jumat (4/11). Aksi yang diikuti ribuan pengunjuk rasa itu menuntut kepastian hukum terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama. [Tirto/Reja Hidayat]

tirto.id - Para peserta demonstrasi 4 Novermber mulai berkeliling menyebarkan makanan, minuman, dan bantuan logistik lainnnya kepada massa aksi sembari mereka terus berorasi dan berjalan menuju Istana Presiden. Demonstran itu menggunakan mobil pick up untuk membawa makanan dan minuman. Di sisi lain, situasi yang tak kondisif memaksa para karyawan kantor yang berada di sekitar tempat unjuk rasa memilih untuk pulang lebih awal.

"Ini yang mau makanan," kata salah satu demonstran dari mobil sambil mengangkat nasi bungkus kepada Antara, Jum'at (4/11/2016).

Selain itu, sebanyak empat posko logistik disiapkan oleh pihak demonstran. Posko pertama di depan gedung Indosat, posko kedua di dekat patung kuda di Jalan Silang Monas Barat Daya, posko ketiga di depan Mahkamah Konstitusi dan posko keempat di depan DPRD Jakarta. Posko kedua menyediakan 1500 dus air mineral, 4000 nasi bungkus, puluhan ribu roti dan buah jeruk.

"Kami menyiapkan konsumsi untuk jamaah," kata Koordinator Posko Logistik Kedua, Umar Zailani dari organisasi kemasyarakatan Hilal Merah Indonesia. Adajuga sejumlah mobil layanan kesehatan demonstran berkeliling mengantisipasi demonstran yang membutuhkan pertolongan pertama untuk kesehatan.

Pulang Lebih Awal

Sejumlah karyawan pulang lebih awal karena mendapat himbauan dari atasan. Fotro Handayani (23) misalnya. Pegawai BUMD Jaya Teknik itu ketika dihubungi di Jakarta mengaku dibeli pilihan pulang lebih awal oleh kantor. Bahkan ia diperbolehkan ikut demonstrasi 4 November.

"Dari jam 09.00 pagi kami diimbau dan diberi pilihan oleh kantor, kalau mau pulang silakan kalau mau ikut aksi ya monggo," katanya.

Lokasi kantor Fitri berada di Gondangdia, Jakarta Pusat. Dia mengatakan ada beberapa rekan kerjanya yang memutuskan untuk mengikuti unjuk rasa. "Sekitar 30 pegawai laki-laki, mereka ikut bareng-bareng dengan komunitas mengaji," kata dia.

Sementara itu, pegawai swasta di Bank Central Asia (BCA) Sudirman, Christine Amorita (21), ketika dihubungi juga mengatakan bahwa para karyawan diimbau oleh kantor untuk pulang lebih awal. "Kami disuruh pulang cepat dari pihak BCA karena takut rusuh. Ketika pulang lewat Jalan Salemba Raya lancar-lancar saja tadi," kata dia.

Christine mengatakan karyawan yang diimbau untuk pulang awal adalah para pegawai wanita, sedangkan pegawai laki-laki kebanyakan masih berada di kantor. Kemudian, salah satu pegawai di perusahaan retail PT Mitra Adiperkasa, Felecia Ballerina (26), juga membenarkan bahwa para pegawai di kantornya dipulangkan lebih awal.

"Karena kantor saya retail, sebagian ada yang disuruh ke toko terdekat dari rumahnya, sedangkan yang di kantor diimbau pulang cepat," kata dia.

Felecia mengatakan para rekan kerjanya memilih untuk pulang lebih awal karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan akibat unjuk rasa. "Iya banyak yang takut karena demonya besar-besaran, bahkan ada teman kerja yang ke kantor membawa paspor segala," imbuhnya.

Beberapa elemen masyarakat pada 4 November melakukan unjuk rasa di Jakarta terkait dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama. Hingga pukul 14.00 WIB, beberapa elemen masyarakat peserta demonstrasi tampak berjalan dari berbagai lokasi di Jakarta Pusat menuju kawasan Istana Merdeka.

Baca juga artikel terkait DEMO 4 NOVEMBER atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Politik
Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan