Menuju konten utama

Demonstran 4 November Sempat Saling Dorong

Di ujung longmarch di Silang Monas Barat, para demonstran 4 November sempat ricuh saling dorong. Namun menjelang salat ashar mereka kembali tenang. Demonstran dan aparat kepolisian turut salat Ashar bersama di jalan raya. ‎

Demonstran 4 November Sempat Saling Dorong
Mahasiswa HMI turut mengikuti demo 4 November di Jakarta, Jumat (4/11). [Tirto/Aqwam]

tirto.id - ⁠⁠⁠Di ujung longmarch di Silang Monas Barat, para demonstran 4 November sempat ricuh saling dorong. Namun menjelang salat ashar mereka kembali tenang. Demonstran dan aparat kepolisian salat Ashar bersama di jalan raya. ‎

Demonstran sempat riuh saling dorong. Hal tersebut lantaran barisan longmarch yang baru datang berniat merangsek ke bagian depan. Sedangkan di depan sudah penuh sesak oleh demonstran yang datang lebih dulu.

"Hidup mayoritas!" teriak kerumunan dari ‎Forum warga Tanjung Barat. ‎

Ketika suara azan berkumandang, dari mobil komando, orator meminta agar demonstran tenang dan mendengarkan. ‎Setelah azan usai, orator meminta demonstran merapatkan barisanya.

Sebagian dari demonstran terlebih dahulu merapikan koran bekas yang akan dijadikan alas. Sebagian lainnya salat beralaskan aspal. Di seberang mereka, sebagian Brimob turut menjadi makmun salat. ‎

Di belakang barisan demonstran banyak barisan yang baru berdatangan. Mereka menyanyikan selawat dipimpin oleh Habib Rizieq Shihab yang baru datang.

Demonstran menuntut percepat proses hukum Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), memadati Jalan Medan Merdeka Barat. Sedangkan barisan Brimob berada di Taman Pandang Istana, Medan Merdeka Utara. Mereka berada di titik Silang Monas Barat. Di antara demonstran dan barisan Brimob dipasang memanjang dua lapis gulungan kawat berduri.

"Ada sekitar 7000 ribu lebih Brimob yang berjaga," kata seorang Brimob, Jakarta, Jumat (4/11/2016).

Baca juga artikel terkait DEMO 4 NOVEMBER atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Politik
Reporter: Dieqy Hasbi Widhana
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh