tirto.id - Peristiwa pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid yang terjadi di alun-alun Limbangan, Garut, pada peringatan Hari Santri Nasional pada 22 Oktober lalu berbuntut panjang. Sejumlah ormas Islam menggelar aksi damai mengutuk peristiwa tersebut.
Hari ini, Jumat (26/10/2018) di Kota Bandung sejumlah ormas Islam yang menamakan diri Aliansi Pejuang Tauhid Jawa Barat menggelar aksi damai yang dimulai di Pusat Dakwah Islam (PUSDAI) Jawa Barat yang beralamat di Jalan Surapati, Kota Bandung.
Aksi ini dijadwalkan dimulai pukul 11.00 WIB, tapi sejumlah massa sudah berangsur berdatangan sejak pukul 09.45 WIB.
Dandi, salah seorang peserta aksi dari organisasi dakwah One Ummah menyatakan dirinya dan kawan-kawannya tergerak untuk mengikuti aksi ini karena merasa terpanggil secara tauhid.
Ia menyayangkan terjadinya peristiwa pembakaran bendera tauhid yang terjadi di Limbangan, Garut.
"Selama 73 sejak proklamasi kemerdekaan baru kali ini terjadi pembakaran bendera tauhid, dan itu terjadi di tanah Pasundan. Tentu kami mengutuknya," ujarnya.
Hal serupa disampaikan juga oleh Dedi, peserta aksi dari organisasi Jawara Sunda 212 yang Tirto temui di pelataran PUSDAI.
Menurutnya, Jawara Sunda 212 menuntut tiga hal atas peristiwa pembakaran bendera tauhid, salah satunya adalah menuntut pemerintah untuk segera menyatakan dan menetapkan bahwa bendera yang dibakar tersebut bukan bendera HTI, tapi bendera umat Islam.
"Bendera yang dibakar itu bukan bendera HTI, tapi bendera umat Islam yang harus dijaga," ujarnya.
50 orang dari Jawara Sunda 212 rencananya akan mengikuti aksi damai ini.
Dudu, warga dari Leuwigajah Cimahi beserta rekan-rekannya yang berjumlah 20 orang turut dalam aksi damai ini. Ia mengatakan bahwa dirinya dan rekan-rekannya tidak terafiliasi dengan organisasi mana pun.
"Kami mah warga aja, terpanggil ke sini demi akidah kami," ujarnya.
Sementara Gunawan, warga Bandung dari daerah Karasak, Astana Anyar, berangkat sendirian dari rumah untuk mengikuti aksi ini. Ia mengatakan bahwa dirinya belum baik, tapi pembakaran bendera tauhid membuatnya tersinggung sebagai seorang Muslim.
"Saya mah tahu diri saya juga belum baik, tapi ikut tersinggung atas pembakaran bendera ini," ungkapnya.
Aksi Damai yang rencananya akan diikuti oleh puluhan ormas ini kemungkinan akan dimulai setelah salat Jumat, dan massa terus berdatangan.
Penulis: Irfan Teguh
Editor: Maya Saputri