Menuju konten utama

Demo 5 Hari, KANPMI Sahur Bersama di Depan Gedung Kemenristekdikti

Bertahan di tenda depan Kantor Kemenristekdikti, massa aksi Hardiknas KANPMI menggelar sahur bersama saat Ramadan dengan harapan Menristekdikti menemui mereka.

Demo 5 Hari, KANPMI Sahur Bersama di Depan Gedung Kemenristekdikti
Memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2019, Komite Aksi Nasional Pemuda Mahasiswa Indonesia (KANPMI) menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Ristekdikti). Kamis 2/5/2019. tirto.id/Riyan Setiyawan.

tirto.id -

Komite Aksi Nasional Pemuda Mahasiswa Indonesia (KANPMI) menggelar sahur bersama saat bulan Ramadan, sebagai rangkaian dari aksi demonstrasi di depan Gedung Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti).

Juru Bicara KANPMI, Arira Fitra mengatakan, unjuk rasa ini merupakan aksi hari kelima usai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang dilakukan mulai Kamis (2/5/2019) kemarin. Demonstran yang mengikuti kegiatan sahur bersama di Kemenristekdikti ini berjumlah 27 orang.

"Kami melakukan sahur di depan Kemenristekdikti, sebagai bukti komitmen kami tak akan pulang sebelum Kemenristekdikti memenuhi tuntutan kami," ujarnya kepada Tirto, Senin (6/5/2019).

Ia menjelaskan, tuntutan KANPMI antara lain mencabut Permenristekdikti Nomor 55 Tahun 2018; memberikan kebebasan berekspresi, berpendapat, dan berorganisasi; mewujudkan kebebasan akademik yang sejati; menghentikan dunia pendidikan yang represif; menghentikan liberalisasi dan komersialisasi pendidikan; melibatkan mahasiswa dalam setiap pengambilan keputusan dan transparansi biaya pendidikan.

Arira optimistis, sahur bersama ini akan semakin menjadi kekuatan bagi perjuangan KANPMI. Karena mereka akan menunaikan puasa dan ibadah perlawanan kepada sistem pendidikan yang tidak berpihak kepada rakyat miskin.

"Kami akan tetap nge-camp disini sampai ada solusi dari Kemenristekdikti atas persoalan kami. Dan kami siap dengan konsekuensi apapun," pungkasnya.

KANPMI pun meminta kepada pemerintah sebagai alat penyelenggara negara, untuk segera hadir menyelesaikan persoalan yang kerap menimpa para mahasiswa. Khususnya kasus pembubaran organisasi mahasiswa, larangan berorganisasi, sampai kepada skorsing dan Drop Out (DO), karena mengkritisi kebijakan demokrasi kampus, dan diskriminasi gender dalam dunia pendidikan.

"Kami memandang pembungkaman ruang demokrasi kampus sama saja dengan menyembelih kepala mahasiswa. Karena hak demokrasinya telah dirampas oleh kampus," tegasnya.

Ia pun berharap, melalui perjuangan massa aksi yang melakukan unjuk rasa dan sampai rela mendirikan tenda di depan Gedung Ristekdikti ini, Menristekdikti Mohamad Nasir dapat menemui massa aksi dan melakukan audiensi agar dapat menyelesaikan permasalahan yang dituntut oleh KANPMI.

"Kami juga menyerukan kepada seluruh pemuda, pelajar, dan mahasiswa di Jabodetabek untuk bergabung dengan Tenda Perjuangan kami dan ikut berjuang sampai menang," tuturnya.

Organisasi yang tergabung dalam KANPMI terdiri dari LMND, AKMI, FMK, FIJAR, PEMBEBASAN, FPM UBK, PMS, BEM Universitas Pancasila, Mahasiswa Esa Unggul, Perempuan, dan beberapa kelompok gerakan lainnya.

Baca juga artikel terkait HARDIKNAS 2019 atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Hukum
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Maya Saputri