tirto.id - Aksi Demo 212 atau Aksi Bela Islam III yang dihadiri 200 ribu umat Islam ternyata menghadirkan keuntungan ekonomi pada usaha makanan di sekitar kawasan Monas.
Kentucky Fried Chicken (KFC) daerah Pecenongan sebagai salah satu gerai makanan cepat saji asal Amerika yang cukup terkenal di Indonesia terlihat dipadati oleh pengunjung dengan jumlah yang lebih banyak ketimbang hari-hari biasa.
Pengunjung bahkan harus menunggu 10-20 menit untuk mendapatkan pesanannya. Tidak sedikit dari mereka yang memutuskan untuk membawa pulang makanannya karena meja dan kursi sudah terisi semua oleh para peserta aksi.
Pedagang kecil seperti Pak Soleh juga bersyukur atas penjualan hari ini. Meskipun menurutnya penjualan hari ini tidak meraup keuntungan yang terbilang besar, namun cukup ada peningkatan.
"Alhamdullilah dagangan saya habis mas. Saya jual ga dinaik-naikin (harganya)," ujar Pak Soleh yang biasa berjualan di daerah Pagedangan.
Meski demikian tak semua pelaku usaha mengalami peningkatan hasil keuntungan. Hal ini diungkapkan oleh Pak Njis yang sehari-hari berjualan kue cubit di depan sekolahan. Menurutnya keuntungan aksi demo kali ini sama saja dengan demo aksi bela Islam bulan lalu.
"Sama saja mas. Saya hari ini jual 2,5kg adonan kue cubit. Sama," tandasnya.
Di sisi lain, tukang parkir yang seharusnya mendapat keuntungan besar dari banyaknya motor dan mobil yang singgah malah mengaku merugi. "Lebih dikit malah mas. Banyak yang ga bayar!" aku salah satu tukang parkir.
Sementara itu restoran Happy Day yang juga memutuskan untuk tetap buka pada aksi damai hari ini tidak meraup keuntungan ataupun kerugian yang berarti.
"Ya biasa-biasa saja penjualannya. Tidak ada yang beda," ungkap sang manager.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Akhmad Muawal Hasan