tirto.id - Asosiasi Pelatih Sepakbola Seluruh Indonesia (APSSI) mengusulkan kepada PSSI agar mewajibkan klub Liga 1 dan 2 untuk melibatkan pemain U20 di kompetisi resmi. Hal itu dilakukan demi kebutuhan Timnas Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 2021.
“Kalau memang orientasi ke Piala Dunia U20, maka andai liga dilanjutkan, setiap tim di Liga 1 wajib menurunkan pemain U20. Sementara di Liga 2, pemain U20 harus dioptimalkan dan jika memungkinkan berlaga penuh,” kata anggota Komite Eksekutif (Exco) APSSI, Bambang Nurdiansyah.
“Kami telah membicarakan ini dengan PSSI,” tambah mantan pelatih PSIS Semarang ini sebagaimana dikutip Antara, Jumat (5/6/2020).
Menurutnya, opsi tersebut sangat penting agar pemain U20 memiliki jam terbang lebih banyak serta dapat meningkatkan kemampuan. Sementara untuk PSSI, hal ini nantinya bisa memudahkan untuk mencari pemain sesuai kebutuhan.
“Kami juga mengusulkan, kalau ada pergantian pemain, yang masuk ke lapangan sebagai pemain pengganti juga pemain muda. Kami sudah mendorong itu ke PSSI,” ucap Bambang Nurdiansyah.
Di sisi lain, Ketua APSSI, Yeyen Tumena, mengatakan bahwa PSSI telah menerima masukan mengenai wacana pemain U20. PSSI juga bakal berkoordinasi untuk menerapkan regulasi dan mengatur hal ini agar bisa diterapkan ketika kompetisi dilanjutkan.
“PSSI membentuk tim untuk menentukan regulasi tersebut yang terdiri dari perwakilan komite kompetisi PSSI, Direktur Teknik PSSI, operator PT Liga Indonesia Baru dan APSSI,” tambahnya.
Soal Renegosiasi Gaji
APSSI juga meminta kepada PSSI agar mengkaji ulang atau negosiasi perihal gaji pelatih, asisten pelatih, dokter tim, dan kit man jika kompetisi dilanjutkan, yakni dengan menyesuaikan nilai kontrak.
“Permintaan seluruh pemilik klub kepada PSSI adalah pemotongan gaji 50 persen. Kami tidak langsung mengiyakan dan memberikan skala untuk pemotongan gaji yang mengaju pada nilai kontak,” ujar Ketua APSSI, Yeyen Tumena, dalam rapat virtual, Kamis (4/6/2020).
Menurut Yeyen, terdapat tiga skala persentase pemotongan yang diajukan oleh APSSI yaitu 50 persen, 25 persen, dan tanpa pengurangan. Ia menuturkan, bahwa gaji asisten pelatih, termasuk pelatih fisik, pelatih kiper dan dokter analisis data serta kit man dapat dipangkas 50 persen jika nilai kontraknya di atas Rp600 juta.
Sementara jika nilai kontraknya di kisaran Rp300 sampai Rp600 juta, gaji hanya dipangkas sebanyak 25 persen. Terakhir, jika kontrak di bawah Rp300 juta, APSSI meminta dengan tegas agar gaji ofisial tidak dipotong.
“Itu usulan kami kepada PSSI. Gaji [juga] harus dimulai sejak waktu persiapan,” kata Yeyen.
Penulis: Hendi Abdurahman
Editor: Iswara N Raditya