tirto.id - Dedi Mulyadi mengaku mendapat sejumlah pelajaran penting dari Pilkada Jabar 2018. Calon Wakil Gubernur Jawa Barat nomor urut 4, yang berpasangan dengan Deddy Mizwar, tersebut mengungkapkan hal itu saat menjelaskan sejumlah faktor yang mempengaruhi hasil Pilgub Jabar 2018.
"Ke depan harus semakin hati-hati, jangan terlalu terbuai dengan hasil elektabilitas yang tinggi dari survei, kita belajar dari Pilgub Jawa Barat," kata Dedi soal salah satu pelajaran penting itu, di Kota Bandung, Jawa Barat, pada Jumat (29/6/2018) seperti dikutip Antara.
Hasil quick count sejumlah lembaga survei dan hitung cepat berdasar data C1 di KPU memang menunjukkan perolehan suara Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi hanya menempati posisi ketiga. Hasil itu tak sesuai dengan prediksi dalam riset sejumlah lembaga survei sebelumnya, yakni Deddy-Dedi menjadi pesaing terberat bagi Ridwan Kamil-Uu Rhuzanul Ulum.
Pelajaran lainnya, menurut Dedi, bahwa untuk menang dalam kontestasi pilkada tidak hanya butuh citra yang positif namun juga harus memperhitungkan faktor kehadiran "pasukan infantri".
"Analisis saya dari Pilgub Jabar kemarin bahwa untuk menang selain faktor citra juga infantri. Infantri ada pasukan daratnya, jadi memang tidak cukup bergabung di citra saja," kata dia.
Dedi juga menilai kampanye tagar #2019GantiPresiden membawa efek luar biasa bagi perolehan suara pasangan nomor urut tiga, Sudrajat-Ahmad Syaikhu. Hasil quick count menyimpulkan Sudrajat-Syaikhu menempati posisi kedua.
Menurut dia, lewat kampanye itu, suara untuk dia dan Mizwar juga tergerus banyak. Padahal hasil riset sejumlah lembaga survei sebelum pemilihan berlangsung menyatakan elektabilitas dia dan Deddy Mizwar menempati posisi tinggi.
"Jadi Partai Demokrat itu tidak sejalan dengan pilihan Golkar yang mendukung Jokowi sebagai presiden. Saya dan Deddy Mizwar berbeda, tapi Deddy Mizwar yang basis pemilihnya sama dengan PKS suaranya tergerus. Bekasi, Depok, Bogor itu tergerus 15 persen," kata Dedi.
Dedi menduga kampanye #2019GantiPresiden membuat elektabilitas dan popularitas Sudrajat-Syaikhu menanjak dari angka di bawah satu persen hingga dia atas angka 10 persen.
"Hal itu kenaikan yang luar biasa, seminggu sebelum Lebaran mereka terus naik," kata Dedi.
Karena itu, Dedi menuturkan, kampanye #2019GantiPresiden akan segera disikapi oleh partainya dengan sejumlah langkah untuk persiapan menjelang Pemilu Legislatif dan Pilpres 2019.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom