tirto.id - Film Joker telah rilis sejak dua hari lalu, tepatnya 2 Oktober 2019 di empat negara. Dilansir The Hollywood Reporter, pada hari pertama rilis, Joker telah mengumpulkan pendapatan sebesar 5,4 juta dolar Amerika Serikat (AS).
Penjualan di Korea Selatan mencapai $2,25 juta, India dengan $900 ribu, Indonesia dengan $846 ribu, dan Belgia dengan $170 ribu. Pada Kamis (3/10/2019), perilisan dilakukan di 43 negara termasuk Rusia, Australia, Brazil, dan Meksiko. Menjelang akhir pekan, penayangan akan bertambah menjadi 73 negara, seperti laporan Deadline.
Perilisan di Amerika Utara akan dilakukan Jumat (4/10/2019). Seperti diwartakan Box Office Mojo, pembukaan film pemenang penghargaan Venice Film Festival ini menjadi pembukaan dengan jangkauan terluas sepanjang masa, dengan melampaui debut Venom yang tayang dilebih dari 4.350 bioskop. Joker diperkirakan akan memecahkan rekor pendapatan debut.
Untuk bisa memecahkan rekor, Joker perlu “mengalahkan” Venom dengan pendapatan $80,25 juta dan Logan dengan $88,4 juta. Joker diperkirakan akan mendapat lebih dari $90 juta.
Joker bercerita tentang seorang pria bernama Arthur Fleck yang berjuang mencari jati diri di Kota Gotham. Fleck bekerja sebagai badut. Seperti yang dikatakan ibunya, tujuan hidupnya adalah membuat orang tertawa.
Kemudian dia tampil sebagai komika pada malam hari, tetapi lelucon yang Fleck buat selalu berbalik kepadanya. Di antara serbuan tawa ejekan penontonnya, Fleck membuat keputusan jahat yang melahirkan jati dirinya sebagai Joker.
Meskipun tokoh Joker berasal dari serial komik DC, Phillips mengatakan film Joker tidak akan mengikuti karakter di dalam komik.
"Kami tidak mengikuti apa pun dari buku komik, yang mana akan membuat banyak orang marah” kata Phillips seperti dikutip Empire.
“Kami hanya menulis versi kami sendiri terkait Joker berasal. Itu adalah hal yang menarik untukku. Kami bahkan tidak megerjakan Joker namun ceritanya tentang kemunculan Joker. Ceritanya tentang laki-laki ini (Arthur Fleck)," tambahnya.
Selain sebagai sutradara, Phillips juga menulis naskah bersama Scott Silver. Joker berada dalam naungan studio produksi Warner Bros. Pictures.
Selain Joaquin Phoenix, pemain lain yang bergabung di antaranya Robert De Niro, Zazie Beetz, Shea Whigham, Brett Cullen, Frances Conroy, Douglas Hodge dan Shea Whigham.
Penayangan Joker sempat mendapat kritik dari lima keluarga korban penembakan massal Aurora. Dilansir The Wrap, kritik pada film Joker lantaran cerita karakter Joker sebagai penjahat dikemas dengan simpatik. Ada semacam kekhawatiran film tersebut mengarahkan orang untuk berbuat kejahatan.
Dalam salah satu laporan IGN, Phillips menyatakan bahwa dia tidak memaafkan atau membenarkan perilaku Joker.
"Film ini menceritakan tentang kurangnya cinta, trauma masa kecil, kurangnya kasih sayang di dunia," katanya. "Saya pikir orang bisa memahami pesan itu."
Dalam penayangan Joker di Amerika kali ini, polisi setempat menyatakan bahwa mereka dapat mengerahkan personil ke bioskop-bioskop yang menayangkan Joker. Walaupun sampai saat ini belum terdeteksi adanya ancaman.
Kekhawatiran tersebut bisa jadi akibat tragedi Aurora pada tahun 2012. Tragedi Aurora merujuk pada penembakan brutal yang terjadi di bioskop daerah Aurora, Colorado, yang menewaskan 12 orang dan 70 orang luka-luka. Kejadian tersebut terjadi saat pemutaran film tengah malam The Dark Night Rises.
Penulis: Sirojul Khafid
Editor: Dipna Videlia Putsanra