tirto.id - Ridwan Kamil dalam debat publik pertama kandidat Pilgub Jawa Barat berlangsung di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Kota Bandung, Senin (12/3/2018) menyampaikan bahwa kunci membangun kepemimpinan itu tidak harus formalistis, namun juga dibutuhkan cara-cara yang emosional dan psikologis.
"Selama lima tahun memimpin, kami juga jarang berkomunikasi. karena undangan dari propinsi juga bersifat formal. Berketemu hanya dipanggung-panggung yang sifatnya formal. Dibutuhkan cara-cara baru. Kita perlu membuat WA Grup. Agar bisa Seminggu sekali menanyakan," terang Kang Emil, sapaan dekat Ridwan Kamil.
Emil juga menambahkan bahwa pemerintah mempunyai instrumen yang dinamakan Bantuan Gubernur, satu instrumen yang dapat digunakan untuk mengontrol kinerja bupati.
"Kalau bupatinya nurut, bisa kita tambah anggarannya. Kalau tidak nurut, bisa kita potong," tambahnya.
Emil menekankan bahwa cara-caranya tidak harus formalistis, namun juga dibutuhkan cara-cara yang emosional dan psikologis.
"Itu adalah cara kepemimpinan yang pas untuk memimpin Jawa Barat," tegasnya.
Debat Pilgub Jabar diikuti empat pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum, TB Hasanuddin-Anton Chaliyan, Sudrajat-Ahmad Syaiku, dan Dedy Miswar-Dedi Mulyadi.
Debat iyang dimoderatori Rosianna Silalahi dibagi dalam enam sesi, yaitu pemaparan visi misi, penyampaian pertanyaan oleh moderator, tanya jawab pasangan calon, tanya jawab pasangan calon, pertunjukan kesenian tim sukses pasangan calon, dan tanya jawab yang diakhiri pernyataan penutup oleh pasangan calon.
KPU Provinsi Jawa barat menuturkan materi Debat telah disusun oleh 18 pakar dan guru besar dari berbagai perguruan tinggi di Jawa Barat. Tim perumus merupakan para guru besar dan dosen senior lintas keilmuan dan keahlian dari kampus ternama di Jabar yakni IPB, Unpar, Unisba, UI, UPI, Unpad, dan UIN SGD.
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani