tirto.id - Debat II Pilgub Jawa Timur semalam (8/52018) memperlihatkan ketimpangan persiapan di antara kedua pasangan calon (paslon). Khususnya dalam mempersiapkan data. Paslon nomor urut 1, Khofifah Indar Parawansa-Emil Listianto Dardak terlihat lebih siap dengan data ketimbang paslon nomor urut 2, Syaifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno.
Dalam sesi tanya jawab antar cagub, Khofifah memberi pertanyaan kepada Gus Ipul dengan berdasarkan data saat mengklarifikasi program pemenuhan 750 ribu tenaga kerja baru setiap tahun yang dijanjikan paslon nomor urut dua melalui program "Pak Kardiman" alias program Peluang Kerja Dimana-mana.
"Dalam "Pak Kardiman" ada janji paslon 2 akan membuka 750 ribu lapangan kerja baru per tahun. Kami ingin mendapatkan penjelasan dari Gus Ipul dan Mbak Puti, bagaimana merealisasikan 750 ribu tenaga kerja per tahun? Sementara saat ini pengangguran ada 827 ribu? Jadi sebetulnya satu tahun sudah cukup untuk menyelesaikan," kata Khofifah sambil menunjukkan sebuah alat peraga bergambar program paslon nomor urut 2 tersebut.
Pertanyaan tersebut menyulitkan Gus Ipul yang tak langsung menjawab dan mesti membuka kembali lembaran data yang ditulisnya dalam selembar kertas.
Gus Ipul akhirnya menjawab pertanyaan tersebut sebuah asumsi. Menurut Gus Ipul, tingginya investasi di Jatim akan mampu merealisasikan pemenuhan 750 ribu tenaga kerja per tahun yang dijanjikannya, jika ditopang program 1000 Desa Wisata (Dewi) dan pengembangan start up dan ekonomi kreatif melalui program Superstar.
Jawaban Gus Ipul dimentahkan Khofifah dengan data BPS Jatim 2017 tentang angka tenaga kerja. Menurut Khofifah, dalam data tersebut angka pengangguran di Jatim hanya mengalami penurunan sebesar 0,04 persen dalam setahun dari 4,14 persen pada 2016 menjadi 4,10 persen pada 2017. Sementara, penyerapan tenaga kerja hanya sebesar 20,3 persen atau lebih kurang 48.000 orang dalam rentang waktu yang sama.
Gus Ipul berkilah dengan mengutip data Dinas Penanaman Modal Jatim yang menyatakan angka pengangguran menurun sebesar 0,21 persen tahun ini atau diasumsikan menyerap 500 ribu pekerja baru. "Ini juga data. Valid," tegas Gus Ipul.
Data BPS Jatim tentang Keadaan Ketenagakerjaan Jatim per Februari 2018 menyatakan pengangguran sebesar 809,45 ribu orang. Gus Ipul tak menyebut angka ini. Sementara jumlah yang disebut Khofifah meleset.
Senasib dengan Gus Ipul, Puti Guntur Soekarno juga dibikin kewalahan oleh Emil Dardak dalam sesi tanya jawab antar cawagub. Mantan anggota Komisi X DPR itu hanya mampu menjawab pertanyaan Emil Dardak seputar penyelesaian pengangguran di Jatim dengan retorika. Ia tak mampu memberikan data tandingan atas data BPS Pusat mengenai perbandingan penyerapan tenaga kerja nasional dan Jatim. Bahkan, ia hanya mengulang argumen Gus Ipul bahwa pemenuhan 750 ribu tenaga kerja per tahun bisa dicapai dengan program 1000 Dewi dan program Superstar.
Walhasil, Emil Dardak yang tampil percaya diri sejak awal debat dimulai, menyatakan jawaban Puti Guntur tidak relevan dengan pertanyaan yang dilontarkannya.
"Kalau berkaitan dengan program-program tidak menjawab asumsi makro ekonmi. Sedangkan kita butuh jawaban yang kuantitatif karena ini sangat penting untuk menjawab perencanaan tenaga kerja," jawab Emil Dardak yang kemudian disambut suara riuh pendukungnya.
Dominasi Emil Dardak dalam sesi ini berlanjut pada kesempatan Puti Guntur melontarkan pertanyaan. Bupati Trenggalek itu dengan mudah menjawab pertanyaan terkait strategi peningkatan penghasilan nelayan di Jatim, khususnya di wilayah Prigi.
Emil Dardak menyatakan peningkatan penghasilan nelayan dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas kapal nelayan dari ukuran 30 GT menjadi 100 GT. Sebab, menurutnya, selama ini nelayan-nelayan di Jatim, khususnya di Pantai Selatan, mengalami kendala cuaca dalam menangkap ikan. Sehingga, menurutnya, dengan ukuran kapal yang lebih besar kerja-kerja para nelayan tak perlu terhalang faktor cuaca sehingga bisa melayar selama 10 hari di laut. Bukan lagi sehari saja seperti selama ini.
Puti Guntur sempat berusaha menyerang balik pernyataan Emil Dardak. Ia mengatakan bahwa tak sepatutnya cuaca jadi alasan untuk pasrah. Puti Guntur juga menjanjikan pengelolaan hasil tangkapan nelayan sebagai bidang ekonomi alternatif.
Namun, serangan itu gagal. Emil Dardak justru mendapatkan peluang mempertajam jawabannya. Ia menyatakan banyak daerah selain Prigi di Jatim yang sukses meningkatkan hasil tangkapan dengan menambah kapasitas kapal menjadi 100 GT. Ia pun berjanji akan membuat peraturan yang memudahkan realisasi tersebut jika terpilih sebagai gubernur.
"Jadi bukan hanya di Prigi saja. Tapi di seluruh Laut Selatan Jawa Timur," kata Emil.
Cawagub Bisa Dongkrak Elektabilitas Pasangan
Minimnya performa Puti Guntur semalam cukup disayangkan. Pasalnya, ia baru benar-benar terlibat dalam debat saat sesi tanya jawab. Sementara, Emil Dardak telah aktif sejak awal hingga akhir debat.
Menurut hasil survei Charta Politica periode 3-8 Maret 2018, popularitas Emil Dardak lebih tinggi (50,7 persen) dari Puti Guntur (42,2 persen).
Saat merilis survei ini di Jakarta, Maret lalu, Direktur Charta Politica Yunarto Wijaya menyatakan kemenangan paslon Pilgub Jatim 2018 sangat dipengaruhi faktor cawagub mengingat popularitas cagub di Jatim sudah berada pada tingkat maksimal: 92,9 persen untuk Khofifah dan 91,7 persen untuk Gus Ipul.
Meskipun Gus Ipul-Puti Guntur unggul dengan 44,8 persen, selisih elektabilitas kedua paslon tidak terlalu jauh, yakni 6,7 persen dengan angka responden tidak menjawab sebesar 17,1 persen yang diasumsikan sebagai massa mengambang. Sehingga, seperti kata Yunarto, persaingan masih cukup ketat dan siapapun masih berpeluang menang.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Windu Jusuf