tirto.id - Cagub nomor urut satu Ridwan Kamil menegaskan soal rasio gini dan ketimpangan tinggi di Bandung dalam debat perdana Pilgub Jabar 2018. Menurutnya, rasio gini di Bandung telah menuru hingga 0,44 selama ia menjabat.
“Waktu saya jadi walikota, gini ratio 0,48. Di akhir jabatan berhasil saya turunkan jadi 0,44. Soal ketimpangan. Semua ibu kota penuh dengan ketimpangan karena ragam pekerjaan,” kata Ridwan Kamil dalam debat Pilgub Jabar di Sabuga Bandung, Senin (12/3/2018).
Rasio gini merupakan rasio untuk mengukur ketimpangan ekonomi. Rasio gini Bandung diklaim lebih tinggi daripada Jawa Barat. Hal ini membuat ketimpangan ekonomi di Bandung tinggi.
Menyikapi ketimpangan ini, Ridwan Kamil menyatakan, tugas gubernurlah untuk meningkatkan perekonomian di daerah luar Bandung. Dengan begitu, tidak akan ada ketimpangan yang berdampak pada wilayah lain.
“Itulah jadi tugas gubernur membuat kota kota di wilayah luar bandung ekonominya meningkat sehingga tak perlu hijrah dan mengakibatkan ketimpangan di daerah lain,” jelas Ridwan Kamil.
Debat publik pertama Pilgub Jabar ini disiarkan langsung dari Kompas TV mulai pukul 19.30 WIB, dipandu oleh Rosianna Silalahi.
Ridwan Kamil tampil dengan kemeja berbalut jas dan peci hitam sementara Uu mengenakan baju koko dan peci putih serta serban hijau. Tb Hasanuddin dan Anton kompak mengenakan setelan jas berdasi merah. Pasangan Sudrajat dan Syaikhu mengenakan kemeja putih berbalut jas hitam. Deddy Mizwar mengenakan kemeja putih dengan simbol merah putih di dada sebelah kiri, sedangkan Dedi mengenakan kemeja putih berbalut jas hitam dan iket kepala berwarna putih.
Debat di gelar di gedung Sasana Budaya Ganesa (Sabuga), ITB, Bandung Jawa Barat, Senin (12/3) mengangkat tema ekonomi, politik, pemerintahan daerah, infrastruktur, hukum, pertahanan dan keamanan, industri, perdagangan dan teknologi, umum dan koperasi.
KPUD Jawa Barat selaku panitia penyelenggara debat telah menyiapkan 1.600 kursi dengan alokasi 400 kursi bagi masing-masing pendukung calon dan 300 kursi undangan.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari